Ksal Curhat Ke Dpr Belum Ada Sensor Bawah Laut Pendeteksi Kapal Selam

Sedang Trending 3 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

detikai.com

Selasa, 29 Apr 2025 05:45 WIB

KSAL menjelaskan kepada Komisi II DPR RI dalam rapat mengenai perkembangan Sispuskodal untuk pemantauan keamanan laut. Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Muhammad Ali. (detikai.com/Muhammad Arief)

Jakarta, detikai.com --

Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Muhammad Ali mengungkap TNI Angkatan Laut belum mempunyai sensor bawah laut untuk mendeteksi keberadaan kapal selam asing.

Mulanya, Ali menjelaskan kepada Komisi II DPR RI dalam rapat mengenai perkembangan sistem pusat komando pengendalian TNI Angkatan Laut (Sispuskodal) untuk pemantauan keamanan laut.

"Integrasi pembangunan sispuskodal tahap I, saat ini meliputi peningkatan keahlian server, integrasi 7 satker TNI AL, kemudian peningkatan keahlian penginderaan jarak jauh dengan satelit," kata Ali di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (24/8).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kemudian perkembangan intelijen multimedia komunikasi, pengembangan intelijen sosial media analisis, dan peningkatan keahlian tools monitoring dan analisa untuk memandu dan pengendalian TNI Angkatan," sambungnya.

Lalu, dia mengungkap saat ini pencapaian pengawasan bawah laut dalam Sispuskodal hanya mencapai 0%, kontras dengan pengawasan jarak jauh hingga pesisir.

"Capaian Sispuskodal secara komprehensif dalam aspek pengawasan jarak jauh mencapai 50%, area pesisir dan perairan teritorial 30 persen, pengawasan bawah laut 0 persen," kata Ali.

Ali menjelaskan TNI AL kesulitan mendeteksi keberadaan kapal selam asing di wilayah RI karena ketiadaan perangkat pendeteksi kapal selam tersebut.

Namun, dia mengatakan pihak TNI AL tengah mengusulkan pengadaan perangkat pendeteksi kapal selam tersebut ke Kementerian Pertahanan.

"Jadi harusnya ada fixed detect sonar, jadi nan dipasang di bawah laut, tapi kita belum mempunyai sehingga mungkin kelemahan kita di pendeteksi kapal selam asing nan melalui ALKI [Alur Laut Kepulauan Indonesia] itu kita tidak bisa monitor," tuturnya.

"Ini pengawasan bawah laut kita belum mempunyai sensor sama sekali, baru pengajuan ke Kementerian Pertahanan," imbuhnya.

(mab/kid)

[Gambas:Video CNN]

Selengkapnya