ARTICLE AD BOX
detikai.com
Senin, 17 Mar 2025 18:08 WIB

Jakarta, detikai.com --
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) Antonio Guterres prihatin dengan kebencian terhadap umat Muslim alias Islamofobia nan meningkat di bumi beberapa waktu terakhir.
Guterres lantas mendesak platform teknologi daring mengambil langkah dalam membatasi ujaran kebencian dan pelecehan di internet.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengapa Sekjen PBB prihatin dengan Islamofobia?
PBB dan beragam golongan kewenangan asasi manusia di seluruh bumi mencatat ada peningkatan Islamofobia, bias terhadap Arab, dan anti semitisme sejak Israel meluncurkan agresi ke Gaza.
Islamofobia digambarkan sebagai tindakan permusuhan, ketakutan, dan kebencian nan tak logis ke kaum Muslim dan budaya Islam dengan mendiskriminasi perseorangan alias golongan di dalamnya.
Selama bertahun-tahun, para pegiat kewenangan asasi manusia mencatat kekhawatiran mengenai stigma nan dihadapi Muslim dan masyarakat Arab imbas stigma nan menghubungkan mereka dengan golongan ekstremis.
Selain itu, banyak pihak menduga aktivis pro-Palestina termasuk di Amerika Serikat menyebut tindakan pembelaan mereka ke rakyat Palestina sebagai support ke Hamas.
Dalam beberapa pekan terakhir, lembaga pemantau kewenangan asasi manusia merilis info nan menunjukkan rekor tertinggi kejadian kebencian dan ujaran kebencian ke Muslim di Inggris, AS, dan India.
Pada 2023, pelecehan terhadap kepercayaan Islam dengan membakar dan merobek Al Quran berulang kali terjadi di beberapa negara Eropa.
"Kami sedang menyaksikan peningkatan nan mengkhawatirkan dalam kebencian terhadap Muslim," kata Guterres, dikutip Reuters.
Kebencian itu di antaranya profiling rasial dan kebijakan diskriminatif nan melanggar kewenangan asasi manusia hingga kekerasan terhadap perseorangan dan tempat ibadah.
"Platform daring kudu menekan ujaran kebencian dan pelecehan. Kita semua kudu bersuara menentang kefanatikan, xenophobia, dan diskriminasi," imbuh Guterres.
(isa/dna)