Kemenperin Ajak Industri Tekstil-semen Ikut Perdagangan Karbon

Sedang Trending 4 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menargetkan 9 sektor industri bisa berperan-serta dalam perdagangan karbon. Hal ini disampaikan Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Andi Rizaldi.

Andi menjelaskan, saat ini perdagangan karbon hanya dilakukan oleh sektor daya dan berkarakter sukarela. Oleh lantaran Andi menyebut Kemenperin berupaya melibatkan sektor industri untuk masuk ke perdagangan karbon.

"Yang sekarang baru masuk ke carbon trading hanya sektor daya saja, dan itu pun sifatnya voluntary. Nah ke depan kami mau sektor-sektor manufaktur, terutama nan sembilan sektor tadi, itu juga bisa masuk ke dalam carbon trading," ujarnya dalam Sosialisasi Pre-Event The 2nd Annual Indonesia Green Industry Summit (AIGIS) 2025 di Kantor Kemenperin, Senin (17/3/2025).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Adapun 9 sektor nan dimaksud mencakup semen, tekstil, baja/logam, pulp dan kertas, keramik dan kaca, makanan dan minuman, pupuk, perangkat transportasi, dan sektor kimia. Saat ini Kemenperin tetap mengumpulkan data-data menyangkut pemisah emisi nan bisa dicapai masing-masing sektor.

Dalam kesempatan itu Andi menyampaikan komitmen Kemenperin mengejar sasaran nol emisi karbon sesuai target. Sektor manufaktur sendiri ditargetkan bisa mencapai nol emisi karbon alias Net Zero Emission pada 2050, 10 tahun lebih sigap dibanding sasaran NZE keseluruhan tahun 2060.

"Jadi pada AIGIS nan pertama (tahun 2024) kita sudah berkomitmen dengan para ketua asosiasi, kita sama-sama commit untuk mencapai Net Zero Emission pada tahun 2050 untuk sektor manufaktur, 10 tahun lebih sigap daripada Net Zero Emission secara nasional," tuturnya.

Bentuk support Kemenperin terhadap industri hijau dilakukan melalui gelaran AIGS. Acara nan tak digelar menggunakan biaya APBN itu diharapkan menjadi wadah para pemangku kebijakan dan pelaku industri untuk berbincang dan mendukung industri hijau.

Tahun 2025 Kemenperin kembali menggelar AIGIS 2025 pada tanggal 20-22 Agustus 2025 tanpa menggunakan APBN. Kick-off rangkaian aktivitas AIGIS 2025 telah dilakukan oleh Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza pada Desember 2024.

Nantinya bakal ada peluncuran Green Industry Service Company (GISCO) Prepatory Framework, sebuah inisiatif untuk mempercepat transformasi industri menuju keberlanjutan melalui pengembangan ekosistem nan terintegrasi, mencakup pendanaan, teknologi, dan jasa pendukung lainnya.

"Faktanya bapak-ibu tidak sedikit industri nan mau beralih bentuk ke industri hijau terkendala persoalan dana," tutup Andi.

(fdl/fdl)

Selengkapnya