ARTICLE AD BOX
Jakarta, detikai.com - Penyakit jantung tetap menjadi masalah kesehatan nan serius di Indonesia. Hal ini tentunya menjadi perhatian dalam upaya peningkatan kesadaran dan pencegahan.
Berbeda dengan penyakit jantung pada umumnya, salah satu penyakit jantung nan jarang terdengar adalah kardiomiopati. Meski jarang terjadi dan sering diabaikan, kardiomiopati dapat menyebabkan kematian mendadak pada perseorangan nan terkena selama masa kanak-kanak alias remaja.
Dr. Tang Hak Chiaw, Konsultan Senior Kardiologi di Novena Heart Centre, Singapura mengatakan bahwa kardiomiopati merupakan golongan penyakit otot jantung, termasuk hipertrofik cardiomyopathy (HCM)- penebalan otot jantung, dilated cardiomyopathy (DCM)- penipisan dan pelemahan otot jantung, dan arrhythmogenic cardiomyopathy (ARVC)- kelainan otot jantung, di mana otot digantikan dengan jaringan lemak/parut.
"Kardiomiopati merupakan salah satu kelainan pada otot jantung. Kondisi ini bisa mengganggu keahlian jantung, karena penyakit ini merupakan tanda ada kelainan secara struktur ataupun kegunaan organ tersebut," kata dr. Tang Hak Chiaw dalam aktivitas media gathering di area Jakarta Selatan.
Lebih lanjut dia mengatakan bahwa banyak dari kasus ini juga berkarakter genetik dan bisa memengaruhi beberapa generasi dalam satu keluarga. Selain itu, aspek style hidup nan tidak baik seperti merokok dan konsumsi alkohol bisa memicu terjadinya penebalan otot jantung.
Secara umum kondisi ini kerap terjadi tanpa adanya gejala. Namun beberapa indikasi nan biasa muncul seperti perut kembung, debar jantung tidak teratur, nyeri dada, kaki bengkak, pusing dan pingsan.
"Banyak pasien kami adalah perseorangan aktif dan tampak sehat, namun tiba-tiba mengalami indikasi seperti pingsan, debar jantung tidak teratur, alias kelelahan nan tidak dapat dijelaskan. nan paling mengkhawatirkan adalah kondisi ini sangat mudah terlewat tanpa kesadaran dan pertimbangan medis nan tepat," paparnya.
Pengobatan dan Diagnosis Kardiomiopati
Untuk pengobatan kardiomiopati tergantung pada indikasi serta tingkat kondisi pasien. Tujuan dari pengobatan adalah untuk meredakan dan mencegah perburukan gejala, serta mengurangi kemungkinan terjadinya komplikasi.
Dokter bakal memberikan obat-obatan nan dibutuhkan. Jika obat-obatan tidak bisa meredakan indikasi kardiomiopati nan sudah terlalu parah, pasien dapat menjalani operasi jantung.
Untuk meningkatkan kesadaran terhadap penyakit otot jantung, Dr. Tang juga menyarankan agar kerap melakukan pemeriksaan dengan Elektrokardiogram (EKG), Ekokardiogram, dan MRI (Magnetic Resonance Imaging).
(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ahli dari AS Ungkap 5 Cara Sederhana Hindari Penyakit Jantung