ARTICLE AD BOX
Jakarta, detikai.com - Supermarket Korea GS The Fresh resmi menutup gerai-gerainya di Indonesia. Salah satu penyebab penutupan ini adalah lesunya daya beli masyarakat.
Pantauan detikai.com di GS Fresh Mampang, Jakarta Selatan, gedung dengan logo hijau bertuliskan "GS 더프레시" sekarang hanya tersisa papan nama tanpa aktivitas di dalamnya. Penutupan ini dikonfirmasi oleh Ketua Umum Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo), Budihardjo Iduansjah pada bulan lalu. Ia menyebut, penutupan seluruh gerai GS Supermarket bukan lantaran bangkrut, melainkan lantaran bakal ada pengalihan kepemilikan.
"Akan ada nan takeover. Namanya pengusaha, jika mau tutup juga pasti cari siapa nan mau beli. Artinya ada penanammodal baru," kata Budi pada Mei lalu.
Menurutnya, keputusan hengkangnya GS dari pasar Indonesia juga dipicu oleh strategi upaya dari instansi pusat nan tak mau melanjutkan ekspansi. Di sisi lain, daya beli masyarakat nan tetap lesu serta perubahan style hidup konsumen turut mempercepat keputusan itu.
Meski GS angkat kaki, supermarket Korea lainnya seperti Mu Gung Hwa tetap bertahan. Meski lebih mini dan kerap sepi, Mu Gung Hwa punya pengguna loyal lantaran menghadirkan produk unik Korea, mulai dari makanan ringan, ramuan dapur, hingga makanan siap saji seperti bibimbap, kimbap, dan sundubu jjigae ada di sana.
Foto: Supermarket Korea, GS Fresh di Jakarta. (detikai.com/Fergi Nadira)
Lotte Mart nan juga berasal dari Korea Selatan tetap mencatat lampau lintas visitor nan tinggi dan tetap jadi pilihan Utama Di Lotte Mart Green Pramuka Square misalnya, saat akhir pekan visitor tetap ramai berbelanja kebutuhan sehari-hari.
Kendati begitu, nan saat ini justru garang berekspansi adalah minimarket Korea modern dengan konsep lifestyle mart, K3Mart. K3Mart ini memang bukan milik upaya Korea, melainkan Indonesia nan menyasar konsumen muda, khususnya Gen Z dan milenial dengan produk makanan Korea halal, merchandise K-pop, hingga tempat makan bergaya Korea komplit dengan dapur terbuka.
Saat ini, K3Mart sudah mempunyai lebih dari 30 gerai aktif di Indonesia. Bahkan minmarket berwarna cerah ceria ini belum lama ini membuka bagian di Summarecon Bekasi serta Palmerah, Jakarta Barat. Lokasi ini melengkapi ekspansi mereka di area mal seperti Kota Kasablanka dan Senayan Park, serta toko berdikari di area kampus dan pemukiman.
Di K3Mart, pengguna bisa menikmati jenis street food Korea seperti odeng, tteokbokki, gimbap, serta beragam jenis rice bowl mulai Rp25 ribuan. K3Mart juga mengantongi sertifikasi legal dari MUI, sehingga menjangkau pasar nan lebih luas.
Minimarket Korea lain seperti K-Stop di Blok M juga ikut mencuri perhatian anak muda, meski dalam skala lebih kecil. Mirip seperti K3 Mart, K-Stop membolehkan pengguna untuk memasak sendiri dengan kompor listrik seperti mie ramyeon.
Konsep minimarket seperti K3Mart dan K-Stop ini sejatinya mirip dengan format convenience store di Korea Selatan seperti GS25, CU, 7-Eleven, Emart24, hingga Ministop. Ciri khasnya adalah kombinasi antara tempat shopping dan tempat makan sigap saji.
Konsumen bisa membeli makanan instan, menghangatkannya sendiri di microwave, mengambil es batu, hingga memasak ramyeon langsung di tempat. Pengalaman inilah nan sekarang mulai diterapkan di Indonesia.
(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]