Kejar Target Rp 162 T, Wamen Investasi Sambangi Kek Palu

Sedang Trending 19 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi/Wakil Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Todotua Pasaribu melangsungkan kunjungan kerja ke Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng), pada Kamis (17/4) kemarin. Hal ini dilakukan untuk memandang capaian realisasi investasi di daerah.

Dalam kesempatan itu Todotua sempat berjumpa dengan Gubernur Sulteng Anwar Hafid membahas pengembangan potensi investasi di Provinsi itu. Kemudian dia juga melangsungkan Rapat Konsolidasi Target Realisasi Investasi Tahun 2025 berbareng para pejabat Pemda dan Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) se-Sulawesi Tengah.

Ia mengatakan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto sudah menargetkan pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 8% dengan kebutuhan investasi mencapai Rp 13.032,8 triliun hingga 2029. Dari jumlah tersebut, 86,65% diharapkan berasal dari investasi swasta.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Atas dasar inilah, menurut Todotua pemerintah wilayah mempunyai peran krusial untuk menarik investasi langsung. Terlebih untuk investasi pengembangan wilayah dan ekonominya masing-masing.

"Provinsi Sulawesi Tengah telah menunjukkan keahlian luar biasa dengan realisasi investasi sebesar Rp 139,88 triliun pada tahun 2024, melampaui sasaran 128,27% dan menempati ranking kedua nasional dalam Penanaman Modal Asing (PMA)," kata Todotua dalam keterangan resminya, Jumat (18/4/2025).

Ia mengatakan sejauh ini kontribusi investasi terbesar datang dari sektor logam dasar, kimia, farmasi, pertambangan, serta area industri. Sementara untuk 2025 ini Sulawesi Tengah ditargetkan bisa menyerap investasi hingga Rp 162,57 triliun alias setara 8,53% dari sasaran nasional.

Lebih lanjut, dia juga sempat melakukan kunjungan ke Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Palu sebagai bagian dari pertimbangan kesiapan prasarana dan potensi pengembangan investasi berkepanjangan di area tersebut.

Dalam kunjungan ini, Todotua meninjau langsung sejumlah perusahaan nan bergerak di sektor hilirisasi. Khususnya untuk perusahaan di sektor mineral pertambangan untuk komoditas Aspal Buton dan Tembaga, serta sektor perkebunan untuk komoditas getah pinus.

Perusahaan tersebut adalah PT Asbuton Jaya Abadi nan bergerak di bagian perdagangan besar bahan bakar padat, cair, dan gas dengan nilai investasi sebesar Rp 55,7 miliar; PT Hong Thai Internasional nan bergerak dalam bagian pengolahan getah pinus dengan nilai investasi Rp 26,15 miliar; serta PT Wanhong Nonferrous Recycling Utilization, perusahaan nan menjalankan aktivitas upaya smelter tembaga dengan nilai investasi mencapai Rp 296,2 miliar.

"Investasi bukan hanya tentang angka, melainkan akibat nyata bagi masyarakat, seperti lapangan kerja, pemerataan ekonomi, dan kesejahteraan," Pungkasnya.

(igo/fdl)

Selengkapnya