Kecam Aksi Brutal Israel Serang Rs Indonesia Di Gaza, Dpr Minta Pemerintah Ri Bisa Ambil Langkah

• 

• Berita

• Politik

Senin, 9 Juni 2025 - 10:11 WIB

Jakarta, detikai.com - Serangan sadis nan dilakukan militer Israel terhadap Rumah Sakit (RS) Indonesia di Beit Lahiya, Gaza Utara, Palestina menuai kecaman dari bumi internasional. Kecaman termasuk dari legislator di DPR.

Anggota Komisi I DPR RI Junico Siahaan mengecam keras tindakan Israel nan melanggar norma humaniter internasional serta prinsip dasar kemanusiaan.

"Tindakan Israel mencerminkan pelanggaran terhadap norma internasional dan peran negara-negara nan mengabdi untuk kemanusiaan," kata Junico, dalam keterangannya, dikutip pada Senin, 9 Juni 2025.

Menurut dia, serangan Israel seperti menyerang solidaritas support kemanusiaan nan digalang Indonesia.

"Yang diserang bukan hanya bangunan, tapi juga keberadaan Indonesia sebagai bangsa nan menjunjung tinggi solidaritas kemanusiaan lintas batas," lanjut politikus PDIP nan berkawan disapa Nico itu.

Kondisi RS Indonesia di Gaza rusak parah dan dipaksa tutup akibat kepungan dan serangan tentara Israel pada 18 Mei 2025. Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) melaporkan serangan Israel tak hanya menyasar RS Indonesia, namun juga Wisma Joserizal nan terletak di Beit Lahia.

Agresi Israel itu menimbulkan kerusakan struktural di RS Indonesia dan melemahkan jasa kesehatan. MER-C menjelaskan, kondisi rumah sakit tersebut memprihatinkan imbas serangan Israel.

MER-C menyampaikan pasukan Israel juga mengosongkan RS secara paksa. Pasukan zionis juga telah menghancurkan area sekitar rumah sakit terlebih dulu dan meratakannya dengan tanah. 

Nico menuturkan RS Indonesia di Gaza dibangun dari sumbangan rakyat Indonesia dan dikelola para relawan dari MER-C. Ia bilang keberadaan RS Indonesia di Gaza sebagai simbol nyata kepedulian dan komitmen kemanusiaan terhadap perjuangan rakyat Palestina.

Menurut dia, serangan Israel itu sudah terjadi lebih dari dua pelan sejak 18 Mei 2025. Namun, RS Indonesia tetap terus memberikan jasa di tengah kepungan tanpa akses makanan, air bersih, dan listrik. 

"Kondisi ini semestinya menjadikan letak tersebut sebagai area aman,” jelas Nico.

Namun, kenyataannya RS Indonesia malah jadi sasaran serangan Israel. 

"Rumah sakit diserbu, relawan dipaksa keluar, dan bumi kembali menyaksikan kejahatan perang tanpa konsekuensi," tuturnya.

Bagi dia, kejadian serangan Israel bukan sekadar tragedi kemanusiaan biasa. Namun, sebagai tindakan nan terstruktur dan bisa diklasifikasikan sebagai kejahatan perang. 
Ia menyebut corak penyerangan nan dilakukan Israel terhadap akomodasi medis merupakan pelanggaran serius terhadap Konvensi Jenewa.

Pun, Nico meminta Pemerintah Indonesia bisa segera mengambil langkah-langkah tegas di ranah internasional terhadap tindakan Israel. 
Salah satunya Indonesia bisa mengupayakan support aktif di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB, Mahkamah Pidana Internasional (ICC), serta Majelis Umum PBB untuk penyelidikan dan penuntutan atas kejahatan Israel.

Kemudian, dia bilang langkah Indonesia juga bisa mendorong pembentukan tim investigasi internasional independen di bawah mandat PBB. Hal itu untuk menyelidiki penghancuran akomodasi sipil, termasuk RS Indonesia. 

Menurut dia, Indonesia kudu terus menggalang koordinasi regional, khususnya melalui Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) guna membangun tekanan nyata terhadap Israel melalui hukuman militer dan ekonomi.

"Termasuk menjamin keberlangsungan komunikasi diplomatik dan kemanusiaan dengan para relawan dan jaringan kemanusiaan Indonesia di Gaza," tutur Nico.

Lebih lanjut, dia juga menyerukan kepada Kementerian Luar Negeri (Kemlu) dan lembaga-lembaga intelijen mengenai untuk segera mengaktifkan jalur diplomasi unik serta melakukan koordinasi dengan organisasi kemanusiaan internasional. Nico bilang perihal itu untuk mencegah kekosongan info nan berisiko memperbesar impunitas.

"Penghancuran Rumah Sakit Indonesia bukan hanya persoalan Palestina. Ini adalah serangan atas peran Indonesia di panggung kemanusiaan dunia," kata Nico.

"Diam adalah pengkhianatan terhadap petunjuk konstitusi dan nurani bangsa," jelas legislator dari Dapil Jawa Barat I itu.

Nico mengatakan Komisi I DPR RI nan salah satu tupoksinya membidangi urusan luar negeri bakal terus mengawal langkah nan diambil Pemerintah Indonesia terhadap tindakan Israel.

"Termasuk opsi peningkatan tekanan diplomatik terhadap negara-negara nan terus membiarkan Israel bertindak di luar pemisah hukum," ujar Nico.