Jurus Bank Mandiri Jaga Likuiditas Sehat Saat Ekonomi Turbulensi

Sedang Trending 7 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, detikai.com - Bank pelat Merah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk terus menjaga likuiditas nan dimilikinya. Salah satu strategi Bank Mandiri adalah dengan memperkuat Dana Pihak Ketiga (DPK).

"Kami terus memperkuat fondasi pendanaan pihak ketiga melalui pertumbuhan biaya murah nan memang secara market share sudah merupakan bank dengan market share terbesar untuk CASA ratio," ucap Direktur Operasional Bank Mandiri Toni E.B. Subari pada Selasa (29/4/2025).

Toni mengungkapkan bahwa Bank Mandiri tetap terus meningkatkan CASA di segmen wholesale dan ritel agar menjaga biaya dana tetap efisien.

Sehingga Bank Mandiri tetap menjadi pilihan utama bagi pengguna dengan mengoptimalkan jaringan bentuk nan tersebar di seluruh Indonesia, lewat super-app Livin by Mandiri untuk pengguna ritel dan Copra by Mandiri untuk pengguna wholesale.

Selain itu, Toni membeberkan bahwa Mandiri juga terus mengakselerasi pertumbuhan upaya berbasis ekosistem mulai dari pengguna wholesale sampai dengan upaya turunannya baik di sisi value chain maupun segmen consumer.

"Dengan strategi ini kami optimis pertumbuhan biaya pihak ketiga bakal terus mendukung kecukupan likuiditas bank serta kebutuhan ekspansi angsuran upaya kami," ungkap Toni.

Agar strategi dan karakter tetap terjaga sebagai bank nan berfokus pada wholesale, Bank Mandiri juga menjaga likuiditasnya dengan menerbitkan EMTN alias Euro Medium Term Notes.

Bank pelat merah tersebut sukses mengumpulkan pendanaan sebesar US$800 juta dari publikasi Global Bond. Surat utang ini merupakan bagian dari Program Euro Medium Term Note milik Bank Mandiri senilai US$ 4 miliar dan diterbitkan dengan format Regulation S. Transaksi ini menandai kembalinya Bank Mandiri ke pasar surat utang internasional sejak 2023.

Penerbitan Global Bond ini menerima 3,5 kali kelebihan permintaan (oversubscription) pada saat proses book building dari jumlah nan diterbitkan. Surat utang ini mempunyai tenor 3 tahun dan diterbitkan dengan kupon 4,90% dan tercatat pada Singapore Exchange. Adapun biaya hasil dari publikasi surat utang tersebut bakal digunakan untuk pengembangan upaya perseroan.

Sebagai catatan, biaya pihak ketiga (DPK) Bank Mandiri sepanjang kuartal pertama 2025 tercatat sebesar Rp1.749 triliun pada Maret 2025, naik 11,22% yoy. Bila dirinci pertumbuhan ini ditopang oleh simpanan nan naik 18,9% yoy menjadi Rp 479 triliun, sedangkan biaya murah alias current account savings account (CASA) tumbuh 8,62% yoy. Adapun rasio CASA per Maret 2024 sebesar 72,59%.


(hsy/hsy)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Resistensi Bisnis Wewangian di Tengah Pelemahan Daya Beli

Selengkapnya