Istana Buka Suara Soal Danantara Tunda Rups Bumn & Kelola Gbk-kemayoran

Sedang Trending 3 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) meminta Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan anak usahanya menunda Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Arahan ini bertindak untuk BUMN nan bukan perusahaan terbuka.

Istana pun buka bunyi menjelaskan argumen Danantara meminta penundaan RUPS. Menurut Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi argumen utama penundaan RUPS lantaran Danantara memang sedang membenahi BUMN nan dialihkan dari Kementerian BUMN.

"Itu kan sebenarnya begini, substansinya itu adalah saat ini kan sedang proses pembenahan seluruh BUMN kita di bawah koordinasi Danantara," kata Prasetyo di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Jumat (9/5/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Prasetyo nan juga merupakan Juru Bicara Presiden Prabowo Subianto mengatakan, wajar jika RUPS diundur, karena pembenahan memang tidak bisa dilakukan terburu-buru.

"Jadi jika ada di dalam prosesnya itu sesuatu nan misalnya hal-hal rutinitas di BUMN nan sekiranya bisa ditunda lantaran proses paralel pembenahan ini ya itu wajar-wajar saja kan gitu, misalnya contoh tadi RUPS ya, jika proses pembenahan, pertimbangan pembenahan di Danantara ini belum selesai, sementara sudah RUPS, kelak sudah terpilih, kelak kan kudu dibenahi lagi, kira-kira begitu loh semangatnya tuh seperti itu," ujarnya.

Danantara Kelola Kawasan GBK-Kemayoran

Masih perihal Danantara, Prasetyo juga bicara soal rencana pencaplokan aset negara macam area Gelora Bung Karno (GBK) dan Kemayoran. Selama ini aset-aset tersebut dikelola oleh kementerian nan dipimpin Prasetyo lewat skema Badan Layanan Umum (BLU).

Prasetyo menilai, meski selama ini pengelolaannya melangkah lancar namun ada beberapa perihal belum optimal dan perlu dibenahi lebih lanjut.

"Tentu gini jika melangkah lancarnya iya, tetapi setelah satu coba kita pelajari di situ kami merasa ada sesuatu nan perlu kita benahi di situ," ungkap Prasetyo.

Hal nan belum optimal, misalnya kerja sama upaya untuk GBK dan Kemayoran "Misalnya dari sisi bentuk-bentuk kerja sama nan menurut kami dari hasil analisa kita, kita menggunakan tim audit internal BBKP bahwa hasilnya belum optimal," ujar Prasetyo.

Harapannya setelah dikelola Danantara, GBK dan Kemayoran bisa semakin menguntungkan dari sisi bisnis. Sebab, Danantara mempunyai spesialisasi upaya nan jauh lebih mumpuni.

"Jadi kita berambisi jika kemudian ini kita semua langkah berpikirnya sama dengan BUMN, kita serahkan ke Danantara, kita berambisi bisa dikelola oleh teman-teman di Danantara nan jauh lebih ahli sehingga memberikan untung nan jauh lebih besar kepada bangsa dan negara kita," papar Prasetyo.

Saat ini pihaknya tetap berkoordinasi dengan pemangku kepentingan mengenai untuk mengalihkan aset GBK hingga Kemayoran dari awalnya BLU menjadi aset di bawah BUMN.

(hal/fdl)

Selengkapnya