Iran Semprot Trump: As Tak Punya Wewenang Atur Kami

Sedang Trending 10 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

detikai.com

Minggu, 16 Mar 2025 16:30 WIB

Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, menegaskan Amerika Serikat "tidak mempunyai wewenang" mengatur kebijakan luar negeri negaranya. Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, menegaskan AS "tidak mempunyai wewenang" mengatur kebijakan luar negeri negaranya. (Foto: LOUAI BESHARA / AFP)

Jakarta, detikai.com --

Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, menegaskan Amerika Serikat "tidak mempunyai wewenang" mengatur kebijakan luar negeri negaranya.

Seruan itu diutarakan Teheran setelah Presiden AS Donald Trump mendesak Iran agar menghentikan dukungannya terhadap pasukan Houthi di Yaman.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pemerintah Amerika Serikat tidak mempunyai kewenangan alias kewenangan untuk mengatur kebijakan luar negeri kami," tulis Araghchi di X pada Minggu (16/3).

Araghchi juga mendesak AS untuk menghentikan "pembunuhan terhadap rakyat Yaman."

Pada Sabtu, Trump mengatakan bahwa Washington telah melancarkan "aksi militer nan tegas dan kuat" untuk mengakhiri ancaman terhadap pelayaran di Laut Merah nan dilakukan oleh pemberontak Houthi di Yaman, serta menuntut agar support Teheran terhadap golongan itu "dihentikan segera."

Houthi, nan telah menguasai sebagian besar wilayah Yaman selama lebih dari satu dekade, merupakan bagian dari "poros perlawanan"-aliansi golongan pro-Iran nan menentang keras Israel dan Amerika Serikat.

Sepanjang agresi sadis nan terjadi di Jalur Gaza Palestina sejak 7 Oktober 2023, golongan Houthi telah menyerang Israel serta kapal-kapal di Laut Merah.

Diplomat tertinggi Iran itu menegaskan bahwa era ketika Washington dapat mendikte kebijakan luar negeri Teheran telah berhujung sejak 1979, ketika Revolusi Islam menggulingkan Shah nan didukung Barat.

Serangan AS terhadap pasukan Houthi di Yaman ini merupakan nan pertama sejak Trump kembali ke Gedung Putih pada Januari.

Pasukan Houthi menyatakan sedikitnya 21 orang tewas akibat serangan itu, termasuk anak-anak.

(rds)

[Gambas:Video CNN]

Selengkapnya