ARTICLE AD BOX
Jakarta, detikai.com - Harga minyak mentah di pasar spot sedikit mengalami penurunan pada hari ini namun condong stabil di tengah penantian pasar perihal akibat dari potensi tarif AS terhadap impor dari Kanada dan Meksiko.
Pada perdagangan hari ini, Rabu (29/1/2025) pukul 09:56 WIB, nilai minyak brent turun 0,07% di posisi US$77,43 per barel. Sementara nilai minyak WTI juga mengalami apresiasi 0,01% di posisi US$73,76 per barel dibandingkan perdagangan sebelumnya (28/1/2025).
Dilansir dari Reuters, nilai minyak di awal hari ini condong stabil lantaran para penanammodal mempertimbangkan akibat dari potensi tarif AS terhadap impor dari Kanada dan Meksiko, sementara sebagian besar mengabaikan kenaikan stok minyak mentah mingguan AS.
Harga patokan jatuh ke level terendah dalam beberapa minggu pada awal pekan ini setelah buletin tentang minat nan meningkat terhadap model kepintaran buatan (AI) murah dari startup China, DeepSeek, nan memicu kekhawatiran tentang permintaan daya untuk menggerakkan pusat data, mengguncang sektor daya secara keseluruhan, sementara info ekonomi nan lemah dari China semakin memperburuk prospek permintaan.
Gedung Putih mengatakan pada hari Selasa, Presiden AS Donald Trump tetap berencana untuk mengenakan tarif 25% pada Kanada dan Meksiko pada hari Sabtu, sembari mempertimbangkan tarif baru untuk China.
Trump tidak segera memberlakukan tarif pada hari Senin seperti nan dijanjikan sebelumnya, tetapi mengatakan bahwa dia sedang mempertimbangkan untuk memberlakukan tarif 25% pada impor dari Kanada dan Meksiko pada 1 Februari mengenai dengan masalah imigran terlarangan dan fentanyl nan melintasi perbatasan AS.
Masih belum jelas gimana tarif baru tersebut dapat memengaruhi impor minyak ke AS dari kedua negara tersebut. Kanada memasok 3,9 juta barel per hari minyak ke AS pada tahun 2023, sekitar separuh dari total impor tahunan, sementara Meksiko memasok 733.000 barel per hari, menurut info dari Administrasi Informasi Energi (EIA).
"Para penanammodal mencoba menilai akibat kebijakan tarif Trump," kata Yuki Takashima, ahli ekonomi di Nomura Securities, mencatat bahwa jika tarif diberlakukan, pasar daya AS dapat menghadapi gangguan langsung, tetapi juga mengalami penurunan permintaan kelak lantaran nilai daya nan lebih tinggi dan penurunan konsumsi.
"Beberapa trader juga menyesuaikan posisi mereka sebagai respons terhadap turbulensi di pasar finansial nan disebabkan oleh kejutan DeepSeek," kata Takashima.
Saham teknologi kembali menguat pada hari Selasa, sehari setelah kejutan DeepSeek mengguncang pasar.
Pasar minyak menunjukkan sedikit reaksi terhadap info mingguan AS. Stok minyak mentah dan bensin naik minggu lalu, sementara stok distilat turun, menurut sumber pasar nan mengutip nomor dari American Petroleum Institute pada hari Selasa. API/S
EIA, badan statistik dari Departemen Energi AS, dijadwalkan untuk merilis info mingguan pada pukul 15:30 GMT pada hari Rabu. EIA/S
Di Timur Tengah, kekhawatiran tentang gangguan pasokan di Libya mereda setelah perusahaan minyak negara, National Oil Corp, mengatakan aktivitas ekspor melangkah normal setelah melakukan pembicaraan dengan para pengunjuk rasa.
Menteri Energi Arab Saudi dan beberapa rekan OPEC+ nya telah mengadakan pembicaraan menyusul seruan Trump untuk menurunkan nilai minyak dan menjelang pertemuan minggu depan negara-negara penghasil minyak OPEC+, menurut pernyataan resmi dan sumber-sumber.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(rev/rev)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Trump Resmi Jadi Presiden AS Lagi, Ini Dampaknya ke Market
Next Article Tekanan Jual Masih Tinggi, Harga Minyak Terus Terkoreksi