Investor Dan Pelaku Pasar Sambut Inaugurasi Donald Trump

Sedang Trending 3 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, detikai.com - Inaugurasi kedua Donald Trump disambut positif oleh para penanammodal nan memandang agenda pro-bisnis nan dibawanya. Mereka juga merasa lega lantaran kebijakan perdagangan proteksionis nan sebelumnya dikhawatirkan bakal dilakukan secara garang tampaknya bakal diterapkan lebih terukur.

Trump membawa agenda ambisius meliputi reformasi perdagangan, imigrasi, pemangkasan pajak, dan deregulasi. Kebijakan ini berpotensi meningkatkan untung korporasi AS, tetapi juga berisiko memicu inflasi nan dapat menekan saham, obligasi, dan mendorong Federal Reserve meningkatkan suku bunga.

Dalam pidato inaugurasi, Trump menegaskan komitmennya untuk memperkuat sektor minyak, gas, dan energi, serta memberlakukan tarif besar-besaran. Meski demikian, penanammodal tetap menunggu kejelasan penerapan kebijakan tersebut sembari menyesuaikan portofolio di beragam kelas aset.

"Sebagian besar kebijakannya bakal mendorong pertumbuhan dan untung perusahaan. Namun, ada biaya nan kudu dibayar, termasuk potensi kenaikan suku kembang akibat tarif tinggi," ujar Jack Ablin, Chief Investment Officer di Cresset Capital, dikutip Reuters, Selasa,(21/1/2025).

Trump tidak segera memberlakukan tarif garang seperti nan dikhawatirkan, sehingga memicu reli di pasar saham global. Sebagai gantinya, dia bakal mengeluarkan memo perdagangan nan meminta lembaga federal mengevaluasi hubungan jual beli AS dengan China, Kanada, dan Meksiko.

Rick Meckler, mitra di Cherry Lane Investments, menyebut langkah Trump untuk menunda tarif sebagai angin segar bagi pasar. "Ketika dia memilih untuk mempelajari dan bermusyawarah terlebih dahulu, itu menjadi sinyal positif," katanya.

Kontrak saham S&P 500 naik 0,4% pada Senin sore, sementara dolar melemah dan peso Meksiko sedikit menguat. Namun, reaksi pasar penuh baru bakal terlihat pada Selasa lantaran bursa AS libur memperingati Hari Martin Luther King Jr.

Sebelumnya, Trump pernah berjanji mengenakan tarif impor 10%-20% secara dunia dan 60% pada peralatan dari China. Investor menilai bahwa pendekatan nan lebih terukur pada Senin menunjukkan ancaman tarif besar mungkin tidak bakal langsung terjadi.

"Deklarasi bahwa ancaman tarif telah berlalu tetap terlalu dini. Namun, hari pertama ini lebih baik dari nan ditakutkan," tulis Chris Turner, kepala pasar dunia di ING.

Janji Deregulasi Dongkrak Bank dan Kripto

Janji Trump untuk melonggarkan izin sukses mendorong kenaikan saham bank dan lonjakan nilai mata duit kripto. CEO Wall Street bulan ini mengatakan bahwa manajemen Trump condong mendukung upaya dan menguntungkan sektor perbankan.

Industri mata uang digital berambisi Trump merealisasikan janji kampanyenya sebagai "presiden kripto." Janji tersebut termasuk menciptakan persediaan bitcoin nasional, memberi akses perbankan bagi perusahaan kripto, dan membentuk majelis kripto.

Trump juga meluncurkan mata duit mata uang digital bermerek nan pada Senin nilainya melesat hingga lebih dari USD 8 miliar. Langkah ini menimbulkan pertanyaan etik di kalangan pengamat pasar.

Setelah pidato Trump, nilai bitcoin turun dari rekor tertinggi USD 107.000 menjadi USD 104.000, sementara pasar menantikan pengumuman spesifik mengenai kebijakan kripto. Selama masa kedudukan pertama Trump, indeks S&P 500 mencatat kenaikan nyaris 68%, meski sempat terguncang oleh perang jual beli dengan China.

Investor saat ini tetap bersikap hati-hati, menanti perincian lebih lanjut dari kebijakan ekonomi Trump. "Pertanyaan besar adalah gimana dia bakal menekan biaya, inflasi, dan suku bunga," kata Josh Strange, presiden Good Life Financial Advisors.


(fsd/fsd)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Diburu Investor, Apa Itu Fenomena January Effect?

Next Article Kisah Seth Klarman, Value Investor Berharta Rp 20,17 T

Selengkapnya