ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Sahur adalah salah satu momen krusial dalam berpuasa. Ketika sahur, masyarakat bisa memenuhi kebutuhan nutrisinya sebelum berakhir makan dan minum sampai waktu buka puasa.
Tapi gimana dengan orang nan memilih tidak sahur sama sekali? Spesialis penyakit dalam dr Rudy Kurniawan, SpPD menuturkan ada beberapa pengaruh kesehatan nan mungkin dapat muncul, terlebih andaikan selama menjalani puasa aktivitas bentuk tetap tinggi.
Beberapa di antaranya seperti tubuh menjadi lebih mudah lemas hingga lebih rentan terhadap dehidrasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Melewatkan sahur dapat menyebabkan hipoglikemia (gula darah rendah), lemas, susah berkonsentrasi, serta dehidrasi, terutama jika aktivitas bentuk tetap tinggi," kata dr Rudy ketika dihubungi detikaicom, Selasa (18/2/2025).
Makan sahur sangat dianjurkan sebelum berpuasa untuk memberikan daya dan membantu metabolisme tubuh dalam menjalani aktivitas sehari-hari.
Ia menambahkan bahwa perut kosong nan lebih lama juga dapat meningkatkan produksi masam lambung. Orang-orang nan mempunyai masalah maag alias GERD kondisinya mungkin bakal lebih jelek jika sedang kambuh.
Ketika sahur, dr Rudy menyarankan masyarakat untuk mengonsumsi lebih banyak makanan tinggi serat dan protein. Menurutnya, jenis seperti itu dapat menjaga daya lebih lama. Dalam banyak penelitian, makanan tinggi serat dan protein juga dikaitkan dengan rasa kenyang nan lebih lama.
"Pilih makanan tinggi serat dan protein untuk menjaga daya lebih lama, seperti nasi merah, roti gandum, telur, tahu, tempe, ikan, alias ayam tanpa kulit. Tambahkan sayuran dan buah untuk serat serta elektrolit alami. Serta pastikan cukup cairan dengan air putih alias susu rendah lemak," tandasnya.
(avk/kna)