ARTICLE AD BOX
detikai.com
Kamis, 01 Mei 2025 16:54 WIB

Jakarta, detikai.com --
Inggris tengah berkompromi dengan Prancis dan Arab Saudi tentang keputusan bakal mengakui negara Palestina atau tidak pada konvensi PBB bulan Juni 2025.
Namun, Menteri Luar Negeri Inggris David Lammy mengatakan pada hari Rabu bahwa Inggris menginginkan pengakuan sebagai bagian dari langkah menuju solusi dua negara untuk krisis berkepanjangan Israel-Palestina, bukan sekadar tindakan simbolis.
Komentar Lammy muncul setelah Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan bulan ini bahwa Prancis dapat menggunakan konvensi PBB untuk mengakui negara Palestina, lantaran negara-negara Eropa dan Arab meningkatkan upaya untuk menemukan resolusi berkepanjangan atas krisis nan dipicu oleh perang antara Hamas dan Israel.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Konferensi New York bakal diketuai oleh Prancis dan Arab Saudi, nan telah berupaya membentuk aliansi dunia untuk mendorong pembentukan negara Palestina di samping Israel.
Berbicara kepada sebuah komite di House of Lords, majelis kedua parlemen Inggris, Lammy mengatakan pemerintahnya lebih suka pengakuan negara Palestina sebagai bagian dari aktivitas menuju solusi dua negara untuk krisis tersebut.
"Kami bakal terus berbincang dengan mitra tentang perihal itu; Presiden Macron telah banyak berbincang tentang perihal itu baru-baru ini, berbareng dengan Saudi," kata Lammy, seperti dilansir The Guardian.
"Tidak dapat diterima jika ada sekelompok orang nan hidup tanpa negara lebih lama dari saya," ucap dia.
"Satu-satunya pilihan adalah dua negara dan kami bakal terus bekerja sama dengan mitra, terutama dengan Prancis saat kami menuju konvensi mereka di New York, berbareng dengan Arab Saudi, untuk memastikan kami tetap menghidupkan dua negara," jelas Lammy.
Lammy juga memberikan peringatan terhadap beberapa orang nan memandang pengakuan negara Palestina sebagai simbolis. Dia juga menyebut ada negara-negara di Eropa nan baru-baru ini mengambil langkah resmi mengakui negara Palestina seperti Irlandia, Spanyol, dan Norwegia. Sebagian besar personil PBB juga telah mengakui negara Palestina.
"Apakah banyak perubahan terjadi di lapangan? Kesimpulan nan menyedihkan adalah tidak, jadi kami selalu mengatakan pengakuan bukanlah tujuan itu sendiri, dua negara adalah tujuan," ucap Lammy.
Namun, Inggris dan Prancis nan merupakan dua personil tetap Dewan Keamanan PBB dari Eropa nan mengambil langkah serupa bakal dianggap sebagai dorongan nan lebih signifikan bagi Palestina.
(wiw)
[Gambas:Video CNN]