ARTICLE AD BOX
Jakarta, detikai.com - Banyaknya kreator konten seperti Youtuber alias Tiktoker rupanya tidak menguntungkan untuk Indonesia. Sebaliknya ini menguntungkan bagi platform YouTube dan Tiktok itu sendiri.
Hal ini sempat diungkapkan Wishnutama, pelaku industri imajinatif nan pernah menjabat sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Dia mengatakan platform tersebut mempunyai banyak kreator konten nan juga menambah keuntungannya sendiri.
Menurutnya, ada kesalahan membaca info ekonomi digital. Seringkali kita mendengar pihak nan membanggakan banyaknya kreator konten.
Karena nan terjadi sebaliknya, banyaknya jumlah content creator itu sebenarnya merugikan potensi pendapatan iklan bagi masyarakat, lantaran kejuaraan content creator nan bertambah secara jumlah.
"Banyak nan datang ke kita, bilang bagus, lantaran mereka sudah punya jutaan konten kreator. Itu hanya buat konten pembuat baru, dia nan untung, pembaginya makin banyak. Sizenya tetap sama, digital adex [iklan digital] hanya segitu," kata Wishnutama pada 2023 lalu.
Hal serupa juga terjadi pada sektor e-commerce. Penambahan UMKM pun tidak berakibat besar pada perekonomian karena hanya memindahkan dari nan biasanya dilakukan di bumi nyata sekarang melalui internet.
"Bertambah jualan di platform ecommerce tidak menciptakan ekonomi baru. Adanya pembagi baru, lantaran size [ekonomi] tidak lebih besar," katanya.
Habiskan duit di TikTok
TikTok menjadi raja media sosial baru di Indonesia. Tak hanya soal popularitas, TikTok juga tercatat sebagai media sosial nan membukukan transaksi di dalam aplikasi terbesar di RI sepanjang 2024.
Laporan tahunan dari Sensor Tower nan berjudul State of Mobile 2025 menempatkan TikTok sebagai aplikasi media sosial paling terkenal di RI dalam perihal jumlah download. Perincian jumlah download TikTok tidak diberikan dalam laporan itu. Namun, secara total, jumlah download aplikasi media sosial di RI sepanjang 2024 mencapai 367 juta kali.
Media sosial adalah kategori aplikasi dengan jumlah download terbanyak, diikuti oleh kategori aplikasi nada dering sebanyak 195 juta kali dan aplikasi streaming movie sebanyak 180 juta kali.
Aplikasi media sosial juga tercatat sebagai kategori dengan jumlah pembelian di dalam aplikasi (in-app purchase) terbesar di RI. Sepanjang 2024, nilai transaksi di dalam aplikasi media sosial di RI mencapai US$ 212 juta (Rp 3,46 triliun) dengan pertumbuhan tahunan nyaris 2 kali lipat.
TikTok adalah aplikasi nomor satu dalam perihal transaksi di dalam aplikasi. Sumber duit terbesar TikTok adalah fitur pembelian stiker nan kemudian bisa diberikan kepada pembuat sebagai tip.
Kategori aplikasi dengan nilai pembelian di dalam aplikasi terbesar kedua adalah aplikasi streaming movie dan TV. Nilai transaksi penduduk RI di kategori aplikasi ini mencapai US$ 119 juta (Rp 1,94 triliun) dengan Vidio sebagai aplikasi dengan nilai transaksi terbesar.
Menurut Sensor Tower, Indonesia adalah negara dengan jumlah download aplikasi nomor 4 secara global. Warga RI men-download aplikasi sebanyak 7,79 miliar kali sepanjang 2024. Tiga negara dengan jumlah download terbanyak di atas RI adalah India, Amerika Serikat, dan Brasil.
Jumlah download di RI tetap tumbuh meskipun secara dunia penduduk bumi mendownload lebih sedikit aplikasi setelah memuncak pada 2020 selama pandemi Covid-19. Pada 2023, jumlah download aplikasi di RI mencapai 7,17 miliar kali.
(dem/dem)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Setelah Dilarang, Tiktok Kini Bisa Diakses Lagi di AS
Next Article Anda Terpantau Google 24 Jam, Begini Cara Agar Tak Dilacak