ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Memberi angpau alias THR Lebaran kepada personil family dan sanak kerabat sudah menjadi salah satu tradisi di masyarakat Indonesia. Namun, tidak sedikit nan tetap merasa bingung mengenai seberapa besar duit nan perlu diberikan dalam angpau Lebaran itu.
Jika tidak diperhitungkan dengan baik, kemauan untuk berbagi kebahagiaan ini malah jadi pengeluaran berlebih dan bikin kantong kering.
Nah buat detikers nan tetap bingung tentukan besaran angpau Lebaran ini, berikut beberapa tips nan bisa digunakan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Tentukan Penerima
Perencana Keuangan dari Tatadana Consulting, Tejasari Asad, menyarankan kepada nan mau membagikan THR Lebaran untuk membikin daftar penerima. Misalkan saja untuk orang tua, anak, saudara, hingga keponakan.
"Pertama kita biasanya kasih orang tua, nah itu biasanya nan paling gede. Terus nan kedua siapa nih? misalnya kakak-adik sudah pada kerja ngapain dikasih? jadi kasih ke nan belum kerja, biasanya keponakan sih. Atau misalnya punya adik nan tetap mini belum kerja, mau dikasih boleh. Jadi berasas level family aja," kata Teja kepada detikaicom beberapa waktu lalu.
Senada dengan Teja, perencana finansial Andy Nugroho juga menyarankan untuk menentukan penerima angpau dan perkiraan nilainya. Biasanya besaran THR Lebaran nan diberikan, berbeda-beda tergantung tingkatan dalam keluarga.
"Nah urutannya paling banyak saya bakal kasih ke siapa? ke orang tua pertama, terus kemudian lenyap itu level berikutnya nan lebih mini jumlahnya tuh saya kasihkan ke misalnya anak alias ke anaknya saudara-saudara saya," kata Andy.
2. Sesuaikan Usia dan Kebiasaan di Keluarga
Untuk nilai duit nan dibagikan, Teja tidak bisa menetapkan besaran pasti. Sebab menurutnya setiap perseorangan alias family mempunyai perhitungannya masing-masing seperti tingkat ekonomi keluarga, usia, hingga wilayah tempat tinggal.
"Misalnya kasih keponakan Rp 50 ribu pantes nggak? Tapi rupanya di jika di kampung kasih Rp 5 ribu sudah cukup, kasih Rp 20 ribu sudah cukup, gimana tuh? Jadi tergantung situasi," terang Teja.
"Itu juga kadang ada nan serba salah tuh, ada nan tetap TK, SD, SMP, SMA. Kalau TK dikasih Rp 1.000 dua puluh biji (Rp 20 ribu) senang tuh, jika SMA dikasih Rp 1.000 dua puluh biji marah-marah nanti," tambahnya.
3. Sesuaikan Bujet
Teja mengatakan pemberian angpau Lebaran bisa disesuaikan dari jumlah THR nan diterima. Dengan begitu kalkulasi angpau dapat lebih mudah dan tidak begitu memberatkan pemberi.
"Pertama adalah menyesuaikan dengan budget kita. Misalnya kita kasih budget 'oke saya mau kasih THR Lebaran buat saudara-saudara misalnya Rp 1 juta deh semuanya. Karena saya dapat THR Rp 3 juta, masa semua dibagi-bagikan?' Nanti lenyap dong," jelas Teja.
"Bisa juga dibujet maksimal berapa nih? 20% kah dari THR kah, 30% kah. Misalnya oke 20%, anggap saja Rp 1 juta, ya dibagi-bagi lah jumlah keponakan ada berapa, kerabat ada berapa, siapa saja nan mau dikasih," tambahnya lagi.
4. Jangan Kejar Gengsi
Terakhir nan tak kalah penting, menurut Andy saat menentukan besaran budget alias nilai dari masing-masing angpau Lebaran kudu disesuaikan dengan kemampuan, bukan demi mengejar gengsi.
Disarankan agar jumlah pemberian tidak berasas gengsi. Hal ini justru bisa melampaui anggaran, apalagi malah kudu berutang untuk menutup kekurangan tersebut.
"Kadang misalnya kita pemudik, apalagi dari Jakarta kan 'wah pasti tajir nih, orang kaya, sudah sukses' nah kadang ditodong untuk ngasih angpau lebih besar," kata Andy.
"Sebenarnya pun jika kita bersikeras 'ya saya memberinya segini', masa iya nan dikasih terus nego nggak mau Rp 20 ribu dong, maunya Rp 50 ribu misalnya," tambahnya lagi.
(igo/hns)