Ihsg Masih Gacor, Sebulan Sudah Terbang 16% Lebih

Sedang Trending 17 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, detikai.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali mengawali perdagangan saham domestik di area positif dan mulai semakin dekat ke level 7.000. IHSG naik 50,77 poin alias menguat 0,74% ke level 6.948,97 pada penutupan perdagangan sesi pertama Rabu (7/5/2025).

Sebanyak 310 saham naik, 268 turun, dan 215 tidak bergerak. Nilai transaksi perdagangan sesi pertama mencapai Rp 9,27 triliun nan melibatkan 15,78 miliar dalam 851.968 kali transaksi.

Mayoritas sektor perdagangan menguat, selain sektor properti nan terkoreksi tipis. Sementara sektor prasarana dan bahan baku memimpin kenaikan sektoral IHSG terbesar hari ini.

Secara spesifik, emiten tambang tetap menjadi salah satu penggerak utama keahlian IHSG hari ini, berbareng emiten blue chip berkapitalisasi besar.

BREN menjadi penggerak utama IHSG dengan sumbangsih 11,42 indeks poin.

Kemudian ada konsorsium tambang emas Grup Salim dan Medco, Amman Mineral Internasional (AMMN), juga menjadi penggerak utama IHSG dengan sumbangsih 7,91 indeks poin.

Lalu ada tambang emas milik BUMN dan personil holding MIND ID, Aneka Tambang (ANTM), nan hari ini melesat 8,27% dengan sumbangsih 4,30 indeks poin ke IHSG.

Melengkapi lima besar ada holding tambang batu bara Grup Sinar Mas (DSSA) dengan sumbangan 4,27 indeks poin disusul emiten info center Salim & Toto Sugiri, DCI Indonesia (DCII), dengan kontribusi 4,17 indeks poin.

Penguatan hari ini memperpanjang reli IHSG nan telah menguat dalam delapan hari perdagangan beruntun dan dalam 18 hari perdagangan terakhir, hanya dua kali berhujung di area merah. Dalam periode nan sama (17 hari perdagangan terakhir) alias sejak akhir perdagangan Rabu, 9 April 2025, IHSG tercatat telah melesat hingga 16%.

Adapun sepanjang periode April 2025, IHSG mencatatkan kenaikan 3,93% dan bertengger di level 6.766,8 pada Rabu (30/4/2025).

Sementara itu, jika memandang secara historis, IHSG selama 10 tahun terakhir pada periode Mei dominan mencatatkan pelemahan, hanya di tahun 2015 dan 2020 IHSG menguat di periode Mei.

Pergerakan pasar finansial domestik pada hari ini bakal dipengaruhi oleh sentimen dari luar negeri khususnya dari AS soal penantian rapat Federal Open Meeting Committee (FOMC) The Fed nan digelar Selasa-Rabu waktu AS alias Rabu malam hingga Kamis awal hari waktu Indonesia. Selain itu perubahan nilai komoditas juga ikut menjadi penggerak pasar.

FOMC Meeting

Keputusan FOMC dari The Fed mempunyai pengaruh besar terhadap pasar finansial Indonesia. Salah satu dampaknya terlihat pada nilai tukar rupiah, nan dapat mengalami penguatan jika suku kembang The Fed diturunkan.

Hal ini terjadi lantaran penanammodal dunia condong mencari kesempatan investasi dengan imbal hasil lebih tinggi di negara berkembang. Namun, ada pula akibat arus modal keluar nan bisa menyebabkan pelemahan rupiah jika penanammodal merasa ketidakpastian ekonomi meningkat.

Selain itu, pergerakan IHSG juga dipengaruhi oleh keputusan FOMC. Ketidakpastian mengenai kebijakan suku kembang dapat memicu volatilitas pasar saham, di mana penanammodal menyesuaikan strategi investasi mereka berasas proyeksi kebijakan moneter Amerika Serikat. Meskipun penurunan suku kembang sering kali memberikan dorongan positif bagi pasar saham dalam jangka panjang, pengaruh jangka pendeknya bisa cukup fluktuatif.

Selain itu, arus modal asing sangat dipengaruhi oleh perubahan kebijakan The Fed. Investor dunia condong menyesuaikan portofolio mereka berasas tingkat suku kembang di Amerika Serikat, nan bisa berakibat pada peningkatan alias penurunan investasi di Indonesia. Ketika The Fed meningkatkan suku bunga, aset berdenominasi dolar menjadi lebih menarik, sehingga penanammodal asing condong menarik dananya dari pasar negara berkembang, termasuk Indonesia. Sebaliknya, jika suku kembang diturunkan, potensi arus modal masuk ke Indonesia bisa meningkat.

The Fed diperkirakan bakal mempertahankan suku kembang acuannya pada kisaran 4,25-4,50%, sama seperti sejak Januari. Hanya ada kesempatan 3,1% bahwa Komite Pasar Terbuka Federal bakal memangkas suku bunga, menurut perangkat FedWatch milik CME Group, nan memperkirakan pergerakan suku kembang berasas info perdagangan berjangka biaya federal.

Harga Emas dan Batu Bara Terbang

Harga emas kembali terbang pada perdagangan kemarin, Selasa (6/5/2025). Emas ditutup menguat 2,91% di posisi US$ 3.430,83 per troy ons sekaligus kembali ke level US$ 3.400.

Emas terbang lebih nyaris 6% dalam dua hari terakhir.

Namun, emas ambruk lagi apda hari ini, Rabu (7/5/2025) pukul 05.45 WIB dengan melemah 1% ke US$ 3.395 per troy ons.

Lonjakan nilai emas ini tentu bakal berakibat positif ke emiten emas sepert PT Aneka Tambang (ANTM), PT Hartadinata Abadai (HRTA), hingga Bumi Mineral Resources (BRMS).

Pesta juga bersambung ke batu bara.

Harga batu bara menguat 2,5% pada perdagangan Selasa kemarin ke US$ 104,9 per ton. Harga batu bara tak pernah turun selama 10 hari terakhir dan sudah menguat 11,5%.

Harga hari ini adalah nan tertinggi sejak Maret 2025 alias lebih dari sebulan.

Kenaikan nilai batu bara ini menjadi berita baik bagi sejumlah emiten seperti PT Bukit Asam (PTBA), PT Bayan Resources (BYAN), PT Indo Tambangraya Megah (ITMG) hingga PT Bumi Resources Tbk (BUMI).


(fsd/fsd)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Lanjut Reli, IHSG Menguat 1% & Tembus Level 6.900

Next Article IHSG Lesu Pagi Ini, Dibuka Turun 0,13%

Selengkapnya