Ihsg Ambruk 1,75% Masih Tertekan Kinerja Emiten Besar

Sedang Trending 2 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, detikai.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali bergerak di area merah dan terkoreksi 1,75% pada akhir perdagangan Selasa (11/2/2025).

Sepanjang perdagangan hari ini, indeks referensi utama bursa saham RI tersebut sempat turun hingga 2,22% ke 6.500,46 sebelum akhirnya memangkas pelemahan jerang penutupan bel perdagangan.

Total transaksi tercatat mencapai Rp 12,69 triliun nan melibatkan 16,94 miliar saham nan ditransaksikan 1,28 juta kali. Sebanyak 171 saham naik, 424 turun, dan 198 stagnan.

Guncangan pasar modal RI tetap datang dari tertekannya saham-saham blue chip dan arus biaya asing nan keluar tetap terus deras terjadi.

Investor asing kembali melakukan lego besar-besaran, dengan penjualan bersih sebesar Rp921,07 miliar di seluruh pasar pada perdagangan kemarin, Senin (10/2/2025). Rinciannya, sebesar Rp875,22 miliar di pasar reguler dan sebesar Rp45,84 miliar di pasar negosiasi dan tunai.

Sementara hari Jumat pekan lampau biaya asing keluar (net sell) hingga Rp 650 miliar, setelah sehari sebelumnya pada Kamis asing juga membawa kabur biaya hingga Rp 2,38 triliun.

Artinya dalam tiga hari perdagangan terakhir, penanammodal asing sudah mengobral Rp 3,95 triliun saham emiten RI.

Nyaris seluruh sektor bergerak di area merah, dengan pelemahan terbesar terjadi di sektor prasarana (-2,35%), daya (-1,36%) dan properti (-1,2%).

Saham perbankan dan blue chip tetap menjadi pemberat utama pergerakan IHSG hari ini. Adapun 5 saham laggard adalah Barito Renewables Energy (BREN), Telkom Indonesia (TLKM), Amman Mineral Internasional (AMMN), Bank Mandiri (BMRI) dan Chandra Asri Pacific (TPIA).

Sementara itu, sentimen dunia tetap ikut memainkan peran krusial dalam proses pengambilan keputusan oleh investor. Presiden AS Donald Trump dikabarkan bakal segera mengumumkan tarif baru nan berfaedah perang jual beli bakal segera dimulai. Selain itu info inflasi AS juga bakal diumumkan pekan ini dan menjadi barometer krusial dalam pengambilan keputusan bank sentral AS dalam menetapkan suku kembang acuannya.


(fsd/fsd)

Saksikan video di bawah ini:

Video: IHSG Lagi Diskon "Gede-gedean!"

Next Article Menguat! Potret Bursa Saham di Hari Pertama Prabowo-Gibran

Selengkapnya