Hasto Minta Kepala Daerah Dari Pdip Libatkan Ahli Dan Pakar Sebelum Bikin Kebijakan

Sedang Trending 2 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

detikai.com, Jakarta - Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menegaskan, kepala wilayah terpilih nan diusung oleh PDI Perjuangan wajib mengangkat tradisi intelektual Bung Karno dengan melibatkan para mahir dan master dalam merumuskan kebijakan.

Hal itu disampaikan Hasto saat memberikan pengarahan kepada para kepala wilayah dari PDIP di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Rabu (12/2/2025).

"Ini lantaran tradisi intelektual dari Soekarno, maka tradisi intelektual Soekarno ini kepala wilayah dari PDI Perjuangan kudu banyak mengundang ahli," kata dia dalam pidatonya.

Menurutnya, Bung Karno dalam merancang Indonesia sebagai nation state selalu menggunakan teori kebangsaan nan kuat. Hal ini menjadi dasar bahwa kebijakan publik tidak boleh sekadar berbasis elektabilitas alias populisme.

"Soekarno merancang Indonesia ketiga juga menggunakan teori-teori kebangsaan, national state, dari nation state dia pakai untuk memberikan suatu pedoman teoritik kenapa Indonesia dari Sabang sampe Merauke itu satu national state, nan menyatu dengan tanah akhirnya, nasib jiwa kebangsaan nan melekat dengan nilainya, itu nan dipakai oleh Soekarno," ujar dia.

Dia meminta kepala daerah menggandeng master dan mahir dari perguruan tinggi dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) agar kebijakan nan dihasilkan sesuai dengan kebutuhan rakyat dan berbasis data.

"Maka kepala-kepala biara kita wajib membikin policy based on research, jadi teori itu sebagai panduan, lantaran teori itu ditemukan dari kejadian sosial nan berkembang saat itu nan dikuatkan oleh Soekarno bahwa bumi mengalami perubahan nan luar biasa pasca revolusi Prancis," ujar Hasto.

Pahami Berbagai Aliran Pemikiran

Dia juga menekankan pentingnya kepala wilayah PDI Perjuangan memahami beragam aliran pemikiran seperti nasionalisme, Islamisme, sosialisme, dan materialisme historis, sebagaimana nan dilakukan Bung Karno dalam membangun pemikiran politiknya.

"Kalau kepala wilayah kita ya undang dong tim, undang dong dari perguruan tinggi undang dari BRIN, untuk memandang gimana dialektika tentang kemajuan daerah, jangan lupakan sejarah, jangan tinggalkan sejarah, ini nan dialektika pertama, Soekarno memandang sejarah Nusantara, sejarah dunia, kitab sebagai jendela bumi dan pemikiran tokoh-tokoh bumi nan mendasari suatu bangunan tentang persoalan nan dihadapi oleh rakyat Indonesia," ujar dia.

"Dari sini Soekarno masuk ke dialektika kedua tentang kondisi objektif rakyat Indonesia dan menggunakan pisau kajian materialisme, historis, fasisme, nasionalisme islamisme, dan sosialisme. Dari sini lah muncul suatu ide, semangat dan juga imajinasi, ini nan kita pakai," dia menandaskan.

Acara pembekalan ini diikuti 142 kepala wilayah terpilih, terdiri dari gubernur, wakil gubernur, bupati, wakil bupati, wali kota, dan wakil wali kota.

Dihadiri Para Elite Partai dan Kepala Daerah

Kegiatan ini dihadiri jejeran pengurus pusat PDIP, antara lain Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat PDIP, Hasto Kristiyanto, Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Ideologi dan Kaderisasi, Djarot Saiful Hidayat, dan Ketua DPP PDIP Bidang Pemenangan Pemilu Eksekutif, Deddy Yevri Sitorus. Mereka datang di Sekolah Partai, PDI Perjuangan, Lenteng Agung Jaksel.

Sementara itu, para kepala wilayah dari PDIP nan terdiri dari Gubernur dan Wakil Gubernur, Walikota dan Wakil Walikota serta Bupati dan Wakil Bupati mengikuti secara hybrid.

Adapun, para Ketua DPP PDIP nan mengikuti secara daring diantaranya Wiryanti Sukamdani, Eriko Sotarduga, Mindo Sianipar, Bambang Wuryanto, Ribka Tjiptaning, Rano Karno dan Wasekjen Sadarestuwati, serta Wabendum Yuke Yurike. Mereka muncul di layar utama dengan mengenakan busana berwarna merah unik PDIP.

Acara dibuka dengan menyanyikan Lagu Indonesia Raya tiga stanza, serta hymne PDIP. Wakil Bupati Kabupaten Melawai Malin pun membacakan Pancasila dan Wakil Bupati Purworejo, Dion Agasi Setiabudi. Sementara, Wakil Walikota Tangerang, Hamaryono berkesempatan membacakan angan pembuka aktivitas pengarahan tersebut

Selengkapnya