ARTICLE AD BOX
Jakarta, detikai.com - Bursa Efek Indonesia (BEI) menghormati keputusan bank investasi dan pengelola aset dunia Goldman Sachs yang menurunkan ranking dan rekomendasi atas aset finansial termasuk saham di Tanah Air.
Sebagaimana diketahui, Goldman menurunkan ranking saham RI dari overweight menjadi market weight alias netral. Lebih lanjut, Goldman juga menurunkan rekomendasi atas surat utang nan diterbitkan BUMN tenor 10 sampai 20 tahun menjadi netral. Sebelumnya, surat utang BUMN menjadi salah satu aset nan paling ramai diburu oleh manajer investasi global.
Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik mengatakan pihaknya menghormati keputusan tersebut. Mengingat, lembaga rating mempunyai independensi tersendiri.
Tetapi pada saat nan bersamaan, Bursa aktif untuk menyampaikan esensial Indonesia secara objektif di depan penanammodal asing. Pihaknya juga mendorong dan memfasilitasi emiten-emiten dalam negeri untuk menyampaikan info ke publik.
"Jadi jika kami selalu meyakini dengan kondisi esensial kita, penanammodal asing kita harapkan kelak bakal kembali lagi," tutur Jeffrey saat ditemui di gedung BEI, Jakarta, Rabu, (12/3/2025).
Lebih jauh, Jeffrey menegaskan volatilitas Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) adalah sistem di pasar. Pasar digerakkan oleh persepsi dan ekspektasi.
"Jadi pesan nan kita sampaikan ke pasar itu adalah otoritas, regulator itu datang dalam kondisi-kondisi seperti ini. Kalau memang dibutuhkan kerjasama dalam corak regulasi, tentu kami siap untuk memberikan dukungan," ungkap Jeffrey.
Asal tahu saja, penurunan ranking ini terjadi Setelah Goldman meningkatkan proyeksi defisit fiskal Indonesia dari semua 2,5% sekarang menjadi 2,9% dari PDB.
Goldman mengungkapkan pasar finansial Indonesia tetap berada dalam tekanan beberapa bulan terakhir lantaran sentimen tarif dan perang jual beli dunia hingga pelemahan ekonomi domestik membikin penanammodal ketakutan dan kabur dari pasar RI.
Menurut Goldman, ketakutan penanammodal asing terjadi setelah Prabowo mengumumkan inisiatif pemangkasan dan realokasi anggaran, pembentukan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara), hingga program 3 juta rumah nan mana dianggap dapat membikin bengkak defisit anggaran.
(mkh/mkh)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Morgan Stanley-Goldman Sachs Koreksi Rating Saham RI, Ada Apa?
Next Article IHSG Dibuka Melesat, Selangkah Lagi Balik ke Level 7.600