ARTICLE AD BOX
detikai.com
Senin, 20 Jan 2025 12:40 WIB

Jakarta, detikai.com --
Israel dan Hamas akhirnya resmi menerapkan gencatan senjata Minggu (19/1) setelah 15 bulan bertempur hingga Tel Aviv melancarkan agresi sadis ke Jalur Gaza Palestina.
Gencatan senjata ini tercapai usai lebih dari 46.000 penduduk di Palestina meninggal, ratusan ribu penduduk terluka, dan jutaan orang terpaksa mengungsi lantaran agresi Israel.
Kesepakatan tersebut mencakup tiga fase. Fase pertama berjalan 42 hari meliputi pertukaran sandera dan tahanan hingga penghentian serangan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Fase kedua diharapkan bisa gencatan permanen dan penarikan pasukan Israel secara penuh. Fase ketiga pemulangan jenazah dan sisa-sisa tubuh sandera serta penerapan rencana rekonstruksi Gaza.
Berikut fakta-fakta terkini soal gencatan senjata Hamas-Israel
Israel sempat tunda gencatan, tetap peledak Gaza
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menunda gencatan senjata pada Minggu (19/1), hari saat kesepakatan mulai efektif.
Di hari itu pula, pasukan Israel menggempur Gaza dan menyebabkan delapan orang meninggal.
Dalam rilis resmi instansi PM, Netanyahu memerintah pasukan Israel tak memulai gencatan hingga mereka menerima daftar nama-nama sandera nan bakal dibebaskan.
Hamas sempat akui ada masalah teknis
Hamas mengakui ada kesalahan teknis sehingga daftar nama tawanan nan bakal mereka bebaskan telah diberikan.
Namun, Hamas berkomitmen mematuhi gencatan senjata.
"Keterlambatan dalam memberikan nama-nama mereka nan bakal dibebaskan di gelombang pertama adalah lantaran argumen teknis," demikian menurut Hamas.
Berlanjut ke laman berikutnya >>>