ARTICLE AD BOX
detikai.com
Selasa, 29 Apr 2025 07:15 WIB
Jakarta, detikai.com --
Conclave bakal segera diadakan pada 7 Mei mendatang. Sederet nama kardinal nan digadang-gadang menjadi kandidat kuat pun mulai bermunculan.
Para kardinal ini berasal dari beragam benua. Ada nan dari Eropa, Asia, apalagi Afrika.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski begitu, sejumlah analis menilai daftar kandidat kuat calon penerus mendiang Paus Fransiskus tetap dinamis. Sebab, kondisi geopolitik serta Katolisisme belakangan sangat berbeda dengan sebelumnya.
Bukan hanya itu, mengingat proses konklaf pada 2013 sebelumnya, seorang kandidat favorit juga tak menjamin bakal keluar sebagai 'pemenang'. Pada conclave 2013, para uskup Italia sangat percaya Kardinal Angelo Scola dari Milan bakal terpilih sebagai paus baru.
Seorang pejabat senior gereja Italia apalagi mengirim pesan kepada wartawan nan mengungkapkan kegembiraan atas terpilihnya Scola usai asap putih muncul dari cerobong asap. Namun faktanya, Kardinal Jorge Bergoglio lah nan ditunjuk sebagai paus. Ia adalah mendiang Paus Fransiskus.
Terlepas dari itu, siapa saja kandidat kuat pengganti mendiang Paus Fransiskus?
Kardinal Pietro Parolin
Kardinal Pietro Parolin disebut-sebut jadi salah satu kandidat kuat pengganti mendiang Paus Fransiskus. Ia adalah Sekretaris Negara Takhta Suci nan menduduki posisi nomor dua di Vatikan sejak 2013.
Dilansir dari CNN, Kardinal Parolin mempunyai pengetahuan nan mendalam mengenai gereja global. Ia berasal dari Italia utara dan telah bekerja di Amerika Latin sebagai perwakilan kepausan di Venezuela.
Parolin terlibat dalam upaya Vatikan membangun hubungan dengan Vietnam dan membangun kembali hubungan diplomatik dengan China hingga membikin Takhta Suci sukses menandatangani kesepakatan dengan Beijing mengenai pengangkatan uskup.
Kendati begitu, jika Parolin terpilih, hubungan Vatikan dengan Amerika Serikat kemungkinan tak begitu selaras lantaran Parolin telah menentang rencana Presiden AS Donald Trump mengenai Jalur Gaza, Palestina.
Meskipun mendukung agenda Paus Fransiskus, Parolin adalah sosok nan cukup berhati-hati dan konservatif. Ia juga ocehan dalam berdiplomasi, nan belakangan menarik minat sejumlah pemilih.
Menurut beberapa analis, keahlian diplomasi bakal menjadi aspek kunci dalam pemilihan paus nan bakal datang.
Direktur Observatorium Geopolitik Agama Prancis (IRIS), Francois Mabille, mengatakan bahwa aspek ini lekat dengan Kardinal Parolin nan merupakan kepala diplomat Vatikan saat ini.
Bersambung ke laman berikutnya...