Fakta-fakta Terbaru Perang Thailand Dan Kamboja

Sedang Trending 14 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX
Daftar Isi

Jakarta, detikai.com --

Konflik bersenjata antara Thailand dan Kamboja kembali pecah di wilayah perbatasan, menyulut kekhawatiran regional.

Perang nan dipicu oleh sengketa lama ini telah menewaskan belasan orang dan memaksa lebih dari seratus ribu penduduk mengungsi.

Ketegangan meningkat tajam setelah saling serang terjadi pada Kamis pagi (24/7), disertai dengan serangan udara dan jawaban roket.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikut lima kebenaran terbaru dari perang Thailand-Kamboja nan tengah berlangsung:

Konflik meletus, 16 tewas dan 120 Ribu orang mengungsi

Pertempuran dimulai pada Kamis pagi dan melibatkan serangan udara serta tembakan artileri.

Thailand melaporkan 15 korban jiwa, sementara Kamboja mencatat satu penduduk sipil tewas. Total lebih dari 120 ribu penduduk sipil dari kedua sisi perbatasan terpaksa mengungsi ke tempat nan lebih aman.

12 titik perbatasan jadi medan tempur

Militer Thailand melaporkan bahwa sebanyak 12 letak di sepanjang perbatasan menjadi medan pertempuran sengit.

Thailand apalagi telah menetapkan darurat militer di delapan distrik nan berbatasan dengan Kamboja. 

Di Provinsi Surin, penduduk menyaksikan konvoi tank dan kendaraan lapis baja Thailand bergerak ke arah garis depan, disertai bunyi ledakan nan terdengar sepanjang hari.

Kekuatan militer Thailand unggul jauh, tapi Kamboja ungguli di roket artileri

Thailand unggul dalam nyaris semua aspek militer, darat, laut, dan udara, termasuk kepemilikan jet tempur F-16 dan Gripen.

Namun secara mengejutkan, Kamboja mempunyai lebih banyak peluncur roket (463 unit) dibanding Thailand (26 unit), membuatnya bisa memberi tekanan melalui serangan jarak jauh.

⁠Sengketa candi berhistoris jadi akar bentrok puluhan tahun

Konflik ini berakar dari sengketa wilayah di sekitar Candi Preah Vihear dan Ta Moan Thom nan sudah berjalan sejak awal abad ke-20.

Meski Mahkamah Internasional memutuskan candi tersebut milik Kamboja pada 1962, Thailand tetap mengeklaim sebagian wilayah di sekitarnya, nan terus memicu ketegangan.

Boikot produk Thailand dan gugatan ke Mahkamah Internasional

Kamboja melarang impor buah, sayuran, dan tayangan TV asal Thailand sejak Juni lampau sebagai corak tekanan ekonomi.

Pada 15 Juni, pemerintah Kamboja resmi mengusulkan gugatan ke Mahkamah Internasional (International Court of Justice/ICJ) untuk menyelesaikan sengketa empat wilayah perbatasan nan disengketakan.

Pemerintah Indonesia memastikan seluruh WNI di Thailand dan Kamboja dalam keadaan aman.

Langkah mitigasi telah disiapkan, dan WNI diperintahkan untuk menghindari perjalanan ke wilayah perbatasan.

Kedutaan Besar RI di Bangkok dan Phnom Penh terus melakukan pemantauan ketat terhadap situasi.

Konflik ini menunjukkan sungguh rapuhnya perdamaian di wilayah-wilayah perbatasan nan menyimpan warisan sejarah panjang, serta gimana ketegangan geopolitik dapat dengan sigap berubah menjadi musibah kemanusiaan.

Thailand deklarasi darurat militer

Thailand mengumumkan darurat militer di delapan distrik nan berbatasan dengan Kamboja pada Jumat (25/7), menyusul bentrok militer nan kian memanas pada hari kedua.

Pernyataan ini disampaikan Komandan Komando Pertahanan Perbatasan Militer di Provinsi Chanthaburi dan Trat, Apichart Sapprasert.

(zdm/dna)

Selengkapnya