ARTICLE AD BOX
detikai.com
Sabtu, 26 Jul 2025 19:50 WIB

Jakarta, detikai.com --
Pembukaan jalur udara untuk penerjunan support kemanusiaan ke Gaza, Palestina dinilai hanya untuk mengalihkan perhatian. Tekanan internasional terus menguat karena kelaparan dahsyat penduduk Gaza lantaran agresi dan blokade Israel.
Israel disebut sudah mengizinkan support kemanusiaan masuk ke Gaza lewat udara.
Kepala lembaga kebaikan Medical Aid for Palestines Stevs Cutts mengatakan penerjunan support makanan ke Gaza bukan solusi untuk kelaparan penduduk di sana.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Melainkan pengalih perhatian," kata Cuts seperti dilansir dari CNN, Sabtu (26/7).
Selain mahal, penerjunan support itu juga membahayakan penduduk Gaza lantaran bisa menimpa penduduk sendiri.
Dalam beberapa hari ke depan, pengiriman support via udara ini diperkirakan bisa terlaksana. Inggris sudah lebih dulu menyatakan bakal mengirim bantuan.
Cutts mengatakan penduduk Gaza kelaparan bukan lantaran tak ada makanan nan bisa didatangkan, melainkan lantaran support nan siap datang diblokade Israel.
Bantuan makanan tersebut saat ini justru dilaporkan menumpuk di gudang-gudang Israel menunggu untuk disalurkan.
"Warga Palestina di Gaza kelaparan bukan lantaran kurangnya makanan nan tersedia, tetapi lantaran Israel sengaja menghalanginya," kata Cutts.
Pembukaan jalur perbatasan di darat untuk mengirim support menurut Cutts adalah solusi tepat.
Penerjunan support dari udara justru tak efektis untuk memenuhi kebutuhan 2,3 juta penduduk Gaza.
"Menjatuhkan support dari udara tidak dapat memenuhi kebutuhan kolosal 2,3 juta orang alias menggantikan pengiriman support nan kondusif dan terkoordinasi nan hanya dapat disediakan melalui penyeberangan darat terbuka," katanya.
Hal ini diamini oleh Direktur Komunikasi Badan Bantuan dan Pekerjaan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) Juliette Touma.
"Secara umum, dalam situasi kemanusiaan, penerjunan melalui udara digunakan sebagai pilihan terakhir. Biayanya sangat mahal dan bisa sangat berbahaya," kata Touma.
Ia menambahkan support lewat udara malah pernah menyebabkan korban tewas.
Penerjunan support melalui udara terakhir ke Gaza terjadi pada Oktober 2024. Pada Maret 2024, CNN melaporkan setidaknya lima orang tewas ketika paket support nan dijatuhkan melalui udara menimpa mereka.
(sur/sur)
[Gambas:Video CNN]