Dunia Bisa Kacau Jika Iran Tutup Selat Hormuz

Sedang Trending 9 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

Perang Israel-Iran tetap berkecamuk. Kedua negara saling jual beli serangan rudal nan menghantam letak vital & strategis hingga permukiman.

Di tengah pertikaian ini, Iran menakut-nakuti menutup Selat Hormuz sebagai respons terhadap serangan Israel. Hal ini disampaikan Komandan Garda Revolusi Iran Sardar Esmail Kowsari.

"Selat Hormuz sedang dipertimbangkan (ditutup). Iran bakal membikin keputusan terbaik dengan tekad. Tangan kami terbuka lebar untuk menghukum musuh, dan respons militer hanyalah sebagian dari respons kami secara keseluruhan," kata Kowsari, dikutip dari Euronews, Senin (16/6/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selat Hormuz merupakan jalur strategis dan vital di dunia. Jika Iran jadi menutup selat Hormuz maka bakal memicu akibat besar bagi dunia.

Menurut master intelijen dan keamanan Claude Moniquet ada empat akibat nan bakal terjadi jalur perdagangan tersebut diblokir Iran. Pertama, nilai minyak bumi bakal melonjak tajam dan pasokan berkurang.

Selat Hormuz menjadi jalur pengedaran 20% minyak di dunia, terutama di Eropa. Kawasan itu banyak mengimpor minyak dan gas alam cair (LNG) dari negara-negara seperti, Arab Saudi, Qatar, dan Uni Emirat Arab, nan sebagian besarnya melewati Selat tersebut.

Kedua, guncangan dahsyat pada ekonomi dunia. Harga minyak nan meningkat bakal berakibat pada nomor inflasi. Kenaikan nilai dan pasokan nan menurun akibat tersendat jalur perdaganganya, bakal menggangu jalannya beragam industri.

Sektor manufaktur, transportasi, dan pertanian bakal sangat rentan. Reaksi pasar dan volatilitas di bursa saham Eropa dapat menjadi pengaruh berantai.

Ketiga, terjadi peningkatan tensi perang. Blokade dapat memicu konfrontasi militer nan melibatkan AS, angkatan laut Uni Eropa, dan negara-negara Teluk, nan berisiko memicu perang regional nan lebih luas.

Keempat, mandeknya perdagangan dunia dan naiknya biaya transportasi. Selat Hormuz merupakan rute utama untuk pengiriman global. Gangguan dapat menunda impor bahan baku, elektronik, dan barang-barang konsumen Eropa, nan memengaruhi rantai pasokan. Premi asuransi untuk pengiriman dapat melonjak, sehingga meningkatkan biaya bagi upaya dan konsumen Eropa.

(hns/hns)

Selengkapnya