ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Pakar seks dr Boyke Dian Nugraha menyebut gelombang bercinta pasangan suami istri relatif berkurang 40 sampai 60 persen di bulan Ramadan. Temuan tersebut berasas studi pada tempat kliniknya berpraktik.
Tak mengherankan, di bulan Ramadan banyak pasutri nan memilih konsentrasi ibadah, menghabiskan lebih banyak waktu untuk aktivitas tadarus, tarawih, dan ibadah sunnah lain. Meski begitu, tetap ada sejumlah pasangan, utamanya 'pasutri baru' nan tetap mau memaksimalkan kualitas seks di bulan Ramadan.
Dalam kasus tersebut, dr Boyke berpesan agar melakukannya setelah betul-betul menyelesaikan ibadah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Lakukanlah di jam setelah kegiatan-kegiatan ibadah selesai, misalnya jika salat Tarawih, Tarawih dulu, baru berhubungan," beber dr Boyke kepada detikaicom, Rabu (5/3/2025).
"Tapi jika misalnya dia malam itu tadarusan, boleh melakukannya menjelang sahur, waktu nan paling baik sebenarnya saat sebelum sahur, pada prianya dia sudah rehat dari kegiatan-kegiatan rutin ibadah, dan pada jam dua alias tiga itu hormon testosteron lagi tinggi-tingginya," sebut dr Boyke.
Hal nan sama juga bertindak pada wanita. Saat bangun sahur, kondisi wanita lebih segar dan siap untuk berasosiasi intim.
Untuk meningkatkan keintiman, setelah selesai berasosiasi seks, keduanya bisa mandi junub alias mandi wajib bersama, sebelum akhirnya sahur dan melanjutkan puasa.
(naf/naf)