ARTICLE AD BOX
Jakarta, detikai.com - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memastikan, bakal terus menjaga stabilitas pergerakan rupiah, lantaran tekanan inflasi sangat rendah, seiring dengan terjaganya prospek aktivitas ekonomi Indonesia.
Sebagaimana diketahui, tekanan inflasi hingga Februari 2025 memang sangat rendah, apalagi terjadi deflasi sebesar 0,09% secara tahunan menjelang momen Ramadan dan Lebaran, nan biasanya tekanan inflasi malah tinggi.
"Rupiah kami perkirakan terus stabil didukung inflasi nan rendah dan prospek ekonomi Indonesia nan baik," kata Perry saat konvensi pers di instansi pusat BI, Jakarta, Rabu (19/3/2025).
Perry pun menyebut, pergerakan kurs rupiah hingga hari kemarin tengah dalam tren penguatan dengan persentase mencapai 0,94% secara point to point, setelah pada Februari 2025 trennya mengalami pelemahan 1,69% secara point to point.
"Rupiah pun terbilang lebih terkendali dibandingkan nilai tukar negara mitra Indonesia dan apalagi lebih kuat dibandingkan mata duit negara maju di luar AS," tuturnya.
Meski begitu, krusial dicatat nilai tukar rupiah terdepresiasi terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di awal perdagangan hari ini (19/3/2025) di tengah penantian hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) nan bakal disampaikan siang hari nanti.
Merujuk Refinitiv, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Rabu dibuka pada posisi Rp16.470/US$, rupiah alias melemah 0,3%. Bahkan tak sampai empat menit sejak perdagangan dibuka, rupiah menyentuh level Rp16.500/US$.
Di sisi lain, indeks dolar AS (DXY) pada pukul 08:57 WIB juga menguat 0,09 % di nomor 103,34 Angka ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan kemarin nan berada di nomor 103,24.
(arj/mij)
Saksikan video di bawah ini:
Meski Tipis, Rupiah Sukses Bungkam Dolar AS
Next Article Dolar Rp15.800, Begini Ramalan Bos BI soal Nasib Rupiah