ARTICLE AD BOX
Jakarta, detikai.com-Nilai tukar rupiah alami tekanan berat dalam beberapa waktu terakhir. Dolar Amerika Serikat (AS) sempat nyaris menembus level Rp17.000.
Salah satu nan menjadi perhatian ialah pada 9 April 2025 alias hari kedua perdagangan usai libur Lebaran 2025.
Dilansir dari Refinitiv, pada pukul 09:40 WIB di tanggal 9 April 2025, rupiah sempat menyentuh Rp16.950/US$ dan terus tertekan hingga titik terlemahnya pada Rp16.970/US$ pada pukul 11:03 WIB.
Secara rata-rata year to date (ytd) rupiah mencapai Rp16.443, sedikit di atas dugaan dalam APBN Rp16.000.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan, ketidakpastian dunia meningkat, khususnya pada pasar finansial saat suku kembang referensi Amerika Serikat (AS) tidak turun seperti nan diharapkan. Penurunan tersendat perkembangan tenaga kerja dan inflasi.
"Fed hati-hati menurunkan suku bunga, ini menyebabkan capital outflow ke AS dan dolar index menguat," ungkapnya dalam konvensi pers APBN Kita.
Situasi semakin rumit setelah Presiden AS Donald Trump terpilih dan menerapkan kebijakan tarif impor nan garang terhadap 70 negara mitra jual beli sehingga menimbulkan sentimen negatif di pasar keuangan.
"Kita lihat movement nilai tukar rupiah kita Rp16.443/US$ dan Rp16.829/US$ lebih mencerminkan dinamika dunia dan tidak selalu sama identik dengan kondisi esensial Indonesia," terang Sri Mulyani.
(mij/mij)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Rupiah Menguat, Tembus Rp16.600-an per Dolar AS
Next Article Video: Rupiah Terus Melemah, Pasar Waspadai Ini