Dokter Ungkap Penyebab Siklus Haid Berubah Saat Ramadan, Mengalami Juga?

Sedang Trending 6 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

Siklus menstruasi seseorang dipengaruhi oleh banyak faktor, baik internal maupun eksternal. Belum lama ini ramai warganet di media sosial X mengeluhkan menstruasi nan terlambat selama bulan Ramadan. Tak sedikit dari mereka menduga ini berangkaian dengan perubahan pola makan selama Ramadan.

"Kalian ngerasa ga kalo bulan ramadhan mens jd telat tapi udah ngerasain nyeri pinggang perut dan semua rasa sakit mens tapi ga ada darah nan keluar. Udah dua harian ngerasa nyeri di area pinggang dan sekitar tapi ga haid-haid:). Ada nan sama ga? Ga pernah serindu ini sama mens," kata pemilik akun @g**omi**i.

"Baru tau trnyt ini common ya. Aku jg telat 9 hari bulan ini, tp selama 9 hari itu badan saya pegel2 & agak panas. Awalnya mikir apa krn saya stress makanya telat? Tp klo krn stress tuh saya gapake sakit, hanya ga keluar2 aja mensnya. Dan saya jg ga lg stress wkwk lg biasa aja," balas netizen lain.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dokter ahli obstetri dan ginekologi dr Muhammad Fadli, SpOG menjelaskan ada banyak perihal nan dapat mempengaruhi siklus haid. Dalam konteks Ramadan, perubahan pola makan bisa menjadi salah satu faktornya.

Perubahan ini menurutnya juga umum terjadi pada orang nan sedang menjalani diet intermittent fasting.

"Pola makan jika kita puasa, jam makan kita, bakal terpengaruh berbeda. Itu mungkin dari defisit kalorinya ya, ini bakal mempengaruhi hormon estrogen dalam tubuh kita. Jadi penurunan hormon estrogen ya, dalam tubuh ini nan secara tiba-tiba, bisa mempengaruhi siklus haid," ujar dr Fadli ketika dihubungi detikaicom, Jumat (14/3/2025).

Ia menambahkan waktu rehat nan condong lebih sedikit selama Ramadan juga dapat mempengaruhi. Kurang beristirahat dapat meningkatkan hormon stres kortisol nan pada akhirnya mempengaruhi hormon FSH (Follicle-Stimulating Hormone) dan LH (Luteinizing Hormone).

Bila kedua hormon itu tidak seimbang, maka proses ovulasi juga dapat terganggu.

Terlepas dari ibadah puasa nan dilakukan, perubahan siklus menstruasi juga bisa dipicu kelainan pada organ reproduksi. Oleh lantaran itu, krusial untuk masyarakat melakukan pemeriksaan andaikan menstruasi dirasa tidak normal dalam waktu berturut-turut.

Ciri siklus menstruasi nan normal meliputi menstruasi 28 hari sekali dengan plus minus 7 hari, lama menstruasi 3-10 hari, rasa nyeri tidak sampai mengganggu aktivitas alias sampai minum obat, dan volume darah juga tidak berlebihan.

"Jadi memang banyak penyebabnya, tapi kita lihat dulu apakah ada kelainan, kita pemeriksaan USG. Kalau di luar itu, mungkin ada masalah di hormonnya, kita cek hormonnya gimana hormon FSH, estrogennya, apakah ada kelainan metabolisme, alias adakah sakit gula nan bisa menyebabkan haidnya jadi sedikit-sedikit," tandasnya.


(avk/kna)

Selengkapnya