ARTICLE AD BOX
detikai.com, Jakarta - Polri memprediksi sekitar 2,1 juta kendaraan bakal meninggalkan Jakarta selama periode mudik Lebaran 2025. Untuk mengantisipasi kepadatan lampau lintas, sistem one way kembali diterapkan di jalur Cikampek.
"Kita hari ini kembali melakukan pemberlakuan untuk one way, satu arah. Saya mendapat info dari Jasamarga bahwa perkiraan itu sampai dengan H+2 kurang lebih 2.100.000 kendaraan nan bakal keluar dari Jakarta," ujar Wakapolri Komjen Ahmad Dofiri di Tol Cikampek Utama (Cikatama), Jumat (28/3/2025).
Berdasarkan info terbaru, hingga pagi ini tercatat sebanyak 1,2 juta kendaraan alias sekitar 60 persen dari total prediksi telah meninggalkan Jakarta. Artinya, sekitar 40 persen kendaraan lainnya tetap bakal melakukan perjalanan dalam dua hari ke depan.
"Tetapi jika memang tinggal 40%, hari ini dan besok sampai ada waktu kita sampai tanggal 30 berfaedah mudah-mudahan itu cukuplah kira-kira pembagian arus lampau lintas," jelas Dofiri.
Menurutnya, rekayasa lampau lintas seperti one way dan contraflow bakal terus dioptimalkan untuk mengurai kepadatan. Meskipun tetap bakal ada peningkatan volume kendaraan, dia memastikan situasi tetap dapat diantisipasi dengan baik.
"Mudah-mudahan jika kita lihat dengan rekayasa nan sudah kita lakukan sampai dengan pagi ini, insya Allah nanti, besok dan lusa ada kepadatan. Tetapi itu tetap bisa kita antisipasi dengan baik," tegasnya.
Sementara itu, Menteri Perhubungan (Menhub) Dudy Purwagandhi menegaskan bahwa puncak arus mudik terjadi pada hari ini. Hal ini didasarkan pada info jumlah kendaraan nan melintasi jalur utama menuju luar Jakarta.
"(Puncak mudik) Ya jika kita lihat dari jumlah kendaraan nan sudah 8.500 kendaraan per jam, maka kami bisa menyampaikan bahwa ini adalah puncak dari arus mudik," kata Dudy.
Ia menambahkan bahwa total kendaraan nan diprediksi meninggalkan Jakarta hingga H+2 mencapai 2,1 juta unit. Dengan beragam langkah antisipasi nan dilakukan, diharapkan arus mudik tetap melangkah lancar dan terkendali.
"(Diprediksi) Totalnya 2,1 juta, total ya sampai H+2," pungkasnya.
Arus Mudik Meningkat, Contra Flow Diberlakukan di Tol Cipali KM 55-160
Korps Lalu Lintas Polri mulai memberlakukan rekayasa lampau lintas contra flow di Tol Cikampek-Palimanan (Cipali) untuk mengurai kepadatan kendaraan pemudik.
"Sudah dilakukan langkah-langkah contra flow di KM (kilometer) 55 sampai dengan KM 160," kata Kepala Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri Inspektur Jenderal Polisi Agus Suryonugroho di Jakarta, Kamis (27/3/2025), nan dikutip dari Antara.
Sistem contraflow merupakan salah satu metode rekayasa lampau lintas nan diberlakukan untuk meningkatkan kapabilitas jalan dengan memanfaatkan jalur dari arah berlawanan.
Selain itu, lanjut Agus, diberlakukan pula contra flow pada KM 109 sampai KM 132, serta pada KM 162 hingga KM 169.
Kepadatan kendaraan di Tol Cipali terjadi sejak Rabu (26/3) malam.
Sustainability Management & Corporate Communications Dept. Head Astra Tol Cipali Ardam Rafif Trisilo mengatakan bahwa per pukul 18.00 WIB, terdapat 46.500 unit kendaraan nan melintasi Cikopo (dari Jakarta menuju Cirebon).
Jumlah kendaraan pemudik yang melintas tersebut, sesuai dengan catatan per pukul 18.00 WIB, meningkat 77 persen dari volume lampau lintas pada jam nan sama pada hari sebelumnya.
Sebaliknya, terdapat 18.600 kendaraan melalui Cikopo (dari Cirebon menuju Jakarta), meningkat 12 persen dari volume lampau lintas pada jam nan sama pada hari sebelumnya.
Polisi Pantau Ruas Bottle Neck
Petugas kepolisian memantau pergerakan arus lampau lintas dari Cikampek hingga Palimanan di Command Center KM 188. Tampak sejak pagi ini sudah terjadi peningkatan arus keluar dari Jabodetabek.
Direktur Penegakan Hukum (Dirgakkum) Korlantas Polri Brigjen Raden Slamet Santoso menyampaikan, sejak pagi pihaknya memantau pergerakan arus mudik, khususnya menuju ke arah timur. KM 188, Cikatama, dan Kalikangkung menjadi titik penyeimbang jika diberlakukannya rekayasa lampau lintas One Way, baik di jalur A maupun jalur B.
"KM 188 ini adalah penyeimbang, penyeimbang antara andaikan diberlakukan One Way antara jalur A maupun jalur B, maka bakal kita seimbangkan di sini. Ini menjadi titik krusial juga di KM 188, kemudian Cikatama, Pejagan, dan Kalikangkung," tutur Slamet dalam keterangannya, Kamis (27/3/2025).
Menurutnya, untuk mengantisipasi terjadinya kejadian di sejumlah jalur menyempit alias bottle neck, petugas kepolisian sudah disiagakan, baik di KM 47, KM 70, hingga KM 101.
"Kemudian nan kita antisipasi ada beberapa kejadian di jalur-jalur nan mempunyai bottle neck. Di KM 47, dari enam lajur menjadi empat lajur. Di KM 70, dari empat lajur menjadi tiga lajur. Kemudian di KM 101, dari tiga lajur menjadi dua lajur,” jelas dia.
Dia pun mengimbau kepada para pengemudi nan melakukan perjalanan mudik Lebaran 2025 untuk mengecek kesehatan diri dan kendaraannya. Jika merasa capek di jalan, segera beristirahat di rest area nan telah tersedia.
"Silakan para pengemudi istirahat, baik itu di rest area maupun pos pengamanan dan pos pelayanan terpadu dari kepolisian nan digelar dari mulai Jakarta hingga Jawa Timur. Silakan istirahat, nikmati waktu istirahat, sehingga kembali segar untuk melanjutkan perjalanan dengan aman, nyaman, dan selamat," Slamet menandaskan.
Reporter: Nur Habibie/Merdeka