Dinilai Berkinerja Buruk, Menko Yusril: Saya Tidak Akan Kecil Hati

Sedang Trending 2 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX
  • Berita

  • Politik

Minggu, 16 Februari 2025 - 13:51 WIB

Jakarta, detikai.com  Sejumlah lembaga telah merilis hasil surveinya terhadap 100 hari kinerja para pembantu Presiden Prabowo Subianto. Beberapa menteri mendapat predikat terbaik, sebagian mendapat predikat terburuk sehingga pandang layak diganti.

Merespons itu, Menteri Koordinator bagian Hukum, HAM, Imigrasi dan Pemasyarakatan (Menko Kumham Imipas) Yusril Ihza Mahendra mengatakan, tugas menjadi pemimpin tidak mudah. Ditekankannya, seorang pemimpin bertanggung jawab untuk menyerap angan seluruh rakyat.

"Pemimpin juga kudu menunjukkan kepada rakyat, langkah apa nan kudu ditempuh untuk mengatasi keadaan nan ada sekarang, untuk menuju hari depan nan lebih baik," kata Yusril melalui keterangan tertulis diterima Minggu, 16 Februari 2025. 

Seperti diberitakan, di bagian hukum, Menko Yusril mendapat penilaian positif dalam beberapa survei. Lembaga Indikator Politik Indonesia menempatkan Yusril dalam daftar menteri nan dinilai baik oleh publik. Sedangkan survei Litbang Kompas mencatat bahwa 72,1 persen responden puas dengan keahlian pemerintah di bagian norma secara keseluruhan.

Menko Kumham Imipas RI Yusril Ihza di Kantornya

Photo :

  • detikai.com.co.id/Zendy Pradana

Namun, berasas hasil survei nan dilakukan oleh Center of Economic and Law Studies (CELIOS), Menko Yusril memperoleh penilaian sebesar 1,6 persen dan masuk dalam golongan menteri dengan keahlian nan buruk. 

Atas perbedaan penilaian itu, Yusril menyatakan tidak risau. "Saya tidak bakal merasa tersanjung jika keahlian dinilai baik. Sebaliknya juga tidak bakal mini hati jika keahlian dinilai buruk. Saya bekerja saja dengan hati nurani, pikiran, ilmu, dan pengalaman nan saya miliki," ujarnya.

Yusril menambahkan, ada kalanya pemimpin memutuskan sesuatu nan tidak terkenal di mata rakyat dengan membikin kebijakan nan melawan opini, dan apalagi bisa dituduh melawan kehendak rakyat. 

"Pemimpin seperti itu, pada irit saya, tidak selalu dianggap sebagai orang gila. Sebab, dia dijadikan pemimpin lantaran dia dianggap beda dengan rakyat kebanyakan," ujarnya.

Di sisi lain, Menko Yusril juga menuturkan, sosok pemimpin adalah manusia nan bisa memandang persoalan nan tidak terlihat di mata orang lain, apalagi di mata orang awam. Dia memutuskan sesuatu nan dampaknya baru terasa di masa depan.

"Awalnya mungkin dia disalahkan. Tetapi jauh di belakang hari, rupanya apa nan dia putuskan adalah benar. Tidak semua orang bisa memahami keputusan itu tepat, betul alias tidak. Bahkan kebanyakan manusia baru menyadari bahwa keputusan itu betul dan tepat ketika waktunya telah berlalu begitu lama," kata Yusril.

Menteri Koordinator (Menko) Bidang Hukum, Hak Asasi Manusia, Imigrasi, dan Pemasyarakatan, Yusril Ihza Mahendra di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Jumat, 10 Januari 2025

Photo :

  • detikai.com.co.id/Yeni Lestari

Yusril mencontohkan, keputusan Presiden Prabowo memotong dan menghemat anggaran sekarang ini agar pemerintah bisa berinvestasi secara besar-besaran melalui Danantara, menuai kritik dari beberapa pihak. “Keputusan itu bisa dianggap tidak populer. Namun Presiden Prabowo punya keberanian besar mengambil keputusan itu demi masa depan perekonomian nasional nan lebih baik, khususnya dalam rangka mengejar pertumbuhan ekonomi 8 persen." 

"Dampak keputusan Presiden itu baru bakal dirasakan dan dinikmati beberapa tahun ke depan. Saya menganggap Presiden Prabowo betul-betul seorang pemimpin nan bisa memandang sesuatu nan tak terlihat orang lain," imbuh Yusril.

Halaman Selanjutnya

"Pemimpin seperti itu, pada irit saya, tidak selalu dianggap sebagai orang gila. Sebab, dia dijadikan pemimpin lantaran dia dianggap beda dengan rakyat kebanyakan," ujarnya.

Halaman Selanjutnya

Selengkapnya