ARTICLE AD BOX
Jakarta, detikai.com — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup sesi I di area merah hari ini, Rabu (9/4/2025). Indeks turun 19,71 poin alias 0,33% menjadi 5.976,43.
Sebanyak 283 saham naik, 317 turun, dan 184 tidak bergerak. Nilai transaksi hingga jeda makan siang mencapai Rp 6,28 triliun nan melibatkan 10,08 miliar saham dalam 680.262 kali transaksi.
Hampir seluruh sektor berada di area merah. Hanya industri, konsumer primer, finansial, dan kesehatan nan berada di area hijau.
Adapun dua saham Prajogo Pangestu BREN dan TPIA menjadi pemberat utama IHSG siang ini dengan kontribusi masing-masing -8,09 indeks poin dan -7,42 indeks poin terhadap penurunan IHSG.
Sementara itu,IHSG pagi ini sempat berada di area hijau.IHSG dibuka naik lebih dari 1%. Pada 20 menit awal perdagangan, IHSG naik 77,86 poin alias 1,3% ke level 6.074.
Namun menjelang sesi I berakhir,IHSG mengalami koreksi. Hal ini seiring dengan berlakunya tarif Trump ke sejumlah negara.
Dari daftar negara nan bakal dikenakan tarif, China menjadi sasaran utama dengan bea masuk mencapai 104%, nomor nan mengejutkan pasar dan pelaku industri global.
Negara-negara lain seperti Indonesia, India, Filipina, dan beberapa personil Uni Eropa juga bakal terkena tarif bervariasi, mulai dari 17% hingga 50%.
Meskipun Trump mengatakan pemerintahnya terbuka untuk negosiasi, para pejabat Gedung Putih menegaskan bahwa tidak ada pengecualian alias penangguhan tarif sebelum pemisah waktu berlaku.
"Presiden sudah sangat jelas bahwa dalam waktu dekat tidak bakal ada pengecualian alias dispensasi," ujar Jamieson Greer, Kepala Perunding Dagang AS, dalam sidang di Kongres, dilansir CNBC International.
Sejauh ini, beberapa negara juga sudah melakukan tindakan jawaban seperti China dan Prancis. Sementara Indonesia bakal melakukan negosiasi paling lambat tengah bulan ini,
Mengutip CNBC Internasional, analis profil perusahaan di perusahaan info dan kajian GlobalData, Murthy Grandhi, menyebut nasib ekonomi ke depan bakal berjuntai pada kejelasan kebijakan dan keterlibatan diplomatik.
"Kekhawatiran perang jual beli nan baru telah menghidupkan kembali kekhawatiran perlambatan ekonomi global, menghancurkan kepercayaan penanammodal nan sudah rapuh," sebutnya.
(mkh/mkh)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Rupiah Terus Melemah, Sentuh Rp16.900 per Dolar AS
Next Article IHSG Ambruk Lagi, Turun Lebih dari 1%