ARTICLE AD BOX
Jakarta, detikai.com --
Denada mengungkapkan argumen tak ikut pemakaman ibundanya, Emilia Contessa, nan dilakukan di sekitar Kantor Pemerintahan Kabupaten Banyuwangi pada Selasa (28/1).
Kala Emilia Contessa dimakamkan, Denada diketahui berada di mobil. Ia baru kemudian datang ke pusara ibundanya saat pemakaman sudah selesai.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski begitu, Denada mengakui dirinya sempat membantu memandikan dan mengafani jenazah penyanyi senior nan juga sempat menjadi senator tersebut.
"Sempat ketemu mama, alhamdulillah ikut memandikan dan mengafani juga," kata Denada, seperti diberitakan InsertLive pada 28 Januari 2025. "Cuma memang pas penguburan saya enggak di sini,"
"Karena saya hanya berupaya hanya mengikuti rekomendasi dan saran nan disampaikan ke saya, dari guru-guru nan punya pengetahuan agama, bahwa sebaiknya saya sebagai wanita sebaiknya enggak datang saat penguburan," lanjutnya.
"Sekarang saya dapat kesempatan untuk ziarah," kata Denada.
[Gambas:Video CNN]
Denada mengungkapkan dia bakal berada di Banyuwangi dalam beberapa waktu sebelum kemudian kembali ke Jakarta untuk meneruskan pekerjaannya.
Selama di Banyuwangi pula, Denada menginginkan untuk berkunjung dan mengirimkan angan untuk ibundanya tersebut.
Emilia Contessa meninggal bumi dalam usia 67 tahun pada 27 Januari 2025 di RSUD Blambangan, Banyuwangi, setelah mengalami kandas jantung.
Perempuan berjulukan original Nur Indah Citra Sukma Munsyi tersebut sempat masuk rumah sakit beberapa kali lantaran penyakit glukosuria nan dia derita, termasuk pada 27 Januari 2025.
Namun sekitar pukul 5 sore, Emilia mengeluhkan sesak napas dan langsung ditangani master jantung.
"Dilakukan penanganan oleh master Nelly Mulyaningsih, master ahli jantung kami dan dinyatakan pasien tengah mengalami kandas jantung akut dan diberikan obat-obatan emergency," kata Ayyub.
Kondisinya sempat membaik tapi dalam proses pemindahan ke ruang ICU, kondisinya semakin berat. Tim medis kemudian melakukan penanganan kegawatdaruratan.
"Takdir berbicara lain beliau tidak bisa diselamatkan," imbuh Ayyub.
Emilia Contessa memulai pekerjaan sebagai penyanyi dengan kerap memenangkan sejumlah kontes menyanyi pada awal dasawarsa 70-an.
Dengan bunyi sopran nan powerful, Emilia Contessa menjadi salah satu penyanyi Indonesia dan Asia nan menonjol pada masanya.
Ia juga menuai sukses lewat sejumlah lagu nan hit pada masa itu, seperti Angin November, Flamboyan, Biarlah Sendiri, Bunga Mawar, Melati, Rindu, Bunga Anggrek, Penasaran, dan Angin Malam.
(end/end)