Defisit Rp 10 T, Bukalapak Malah Buyback Saham! Manajemen Buka Suara

Sedang Trending 4 hari yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, detikai.com - Bursa Efek Indonesia (BEI) mempertanyakan rencana pembelian kembali saham (Buyback) PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA) saat mengalami defisit sebesar Rp 10 triliun. Manajemen menyebut, keputusan tersebut merupakan hasil pertimbangan nan matang dan strategis.

"Tujuan utama untuk melindungi dan menciptakan nilai bagi pemegang saham publik, khususnya di tengah volatilitas pasar nan tinggi dan ketidakpastian kondisi makro ekonomi saat ini," tulis manajemen BUKA melalui keterbukaan info BEI, Kamis (24/4).

Menurutnya, sebagai perusahaan nan tercatat di Papan Ekonomi Baru, Perseroan menyadari pentingnya menjaga kepercayaan penanammodal serta menciptakan stabilitas nilai saham nan mencerminkan esensial dan prospek jangka panjang Perseroan.

"Sebagaimana telah disampaikan dalam Keterbukaan Informasi Perseroan tanggal 25 Maret 2025, tindakan Buyback ini dimaksudkan untuk menjaga kestabilan antara esensial Perseroan dan perubahan kondisi pasar saat ini, serta tingkat kepercayaan para pemangku kepentingan dapat terus terjaga dalam mendukung upaya Perseroan untuk mewujudkan pertumbuhan nan berkelanjutan," jelasnya.

Manajemen menegaskan, penyelenggaraan Buyback memberikan indikasi bahwa Perseroan mempunyai likuiditas nan cukup untuk melakukan pembelian saham tanpa mengganggu kondisi keuangan, operasional alias investasi lainnya nan menunjukkan bahwa Perseroan berada dalam kondisi finansial nan sehat.

Perseroan juga berkomitmen untuk mengevaluasi secara berkala kesempatan investasi lainnya, termasuk pengembangan operasional dan penemuan upaya baru, dengan pendekatan nan selektif, berkelanjutan, dan berasas pertimbangan nilai tambah jangka panjang bagi seluruh pemegang saham.

Sementara, mengenai pertimbangan pemilihan waktu penyelenggaraan buyback khususnya ketika Perseroan tetap membukukan saldo akumulasi rugi sebesar Rp10,25 triliun per 31 Desember 2024, manajemen memastikan tidak bakal berakibat negatif terhadap kondisi finansial maupun operasional Perseroan.

"Hal ini sesuai dengan info nan telah kami sampaikan pada Keterbukaan Informasi perseroan tanggal 25 Maret 2025 pada bagian pembahasan dan kajian manajemen mengenai pengaruh pembelian kembali saham terhadap aktivitas upaya dan pertumbuhan perseroan di masa mendatang," jelasnya.

Pertimbangan-pertimbangan nan menjadi dasar untuk melakukan Buyback, antara lain, kondisi finansial nan kuat dimana mempunyai posisi kas, modal, dan likuiditas nan memadai untuk membiayai buyback ini secara internal tanpa mengganggu aktivitas operasional, tanggungjawab keuangan, alias rencana investasi nan sedang berjalan.

Selain itu, perseroan memandang, saat ini dinilai tidak mencerminkan nilai intrinsik dan esensial jangka panjang Perseroan. buyback dilakukan sebagai langkah untuk menstabilkan nilai saham dan mencerminkan kepercayaan manajemen terhadap prospek upaya ke depan.

Terakhir, penyelenggaraan buyback pada saat ini merupakan sinyal positif kepada pasar bahwa manajemen mempunyai kepercayaan terhadap pemulihan dan pertumbuhan keahlian di masa depan. Selain itu, buyback juga berpotensi meningkatkan rasio keahlian finansial serta menciptakan struktur modal nan lebih efisien.


(ayh/ayh)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Pasar Saham Bergejolak, OJK Sahkan "Buyback" Saham Tanpa RUPS

Next Article Ini Alasan Bukalapak (BUKA) Tutup Lapak Jualan Online

Selengkapnya