Dasco Temui Surya Paloh Di Dpr, Bahas 100 Hari Kinerja Prabowo-gibran

Sedang Trending 3 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

detikai.com, Jakarta - Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad menemui Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh di Kompleks DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (20/1/2025). Pertemuan terjadi pada aktivitas peresmian Ruang Fraksi NasDem di Kompleks Parlemen, Senayan.

"Hari ini ada peresmian ruang fraksi nan lenyap direnovasi, ruangan fraksi NasDem, ya kita ketua DPR diundang. Sebagai ketua umum mungkin ada Pak Surya di sini, tadi kita sempat bincang-bincang sedikit sembari makan lontong Medan nan enak," kata Dasco di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (20/1/2025).

Menurut Dasco Surya Paloh juga sempat membahas survei kepuasan publik terhadap pemerintahan Prabowo-Gibran nan tinggi.

"Ya tadi ada bicara-bicara sedikit bahwa beliau menyatakan syukur alhamdulillah bahwa tingkat kepuasan masyarakat terhadap pemerintahan itu tinggi," ujar Dasco.

"Saya ucapkan itu juga tidak kurang dari lantaran juga support NasDem sebagai partai nan bersama-sama dengan pemerintah," kata Ketua Harian Partai Gerindra ini menambahkan.

Oleh karena itu, Dasco berambisi pemerintah tidak kendor pasca-capaian 100 hari pertama kerja Prabowo-Gibran.

"Kita imbau kepada pemerintah untuk kemudian setelah 100 hari ini tidak kendor dalam mewujudkan janji-janji kampanye alias merealisasikan program-program nan dilakukan jelang 100 hari ini," pungkas Dasco.  

Kepuasan Publik Jelang 100 Hari Prabowo-Gibran Capai 80,9%

Sebelumnya diberitkanan, tingkat kepuasan publik terhadap keahlian 100 hari pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, tinggi ialah mencapai 80,9 persen. Kepuasan tersebut berasas hasil survei Litbang Kompas terbaru.

Hasil survei Litbang Kompas juga menunjukkan, publik nan tidak puas terhadap Prabowo-Gibran berada di nomor 19,1 persen.

Dari tingkat kepercayaan publik terhadap pemerintahan Prabowo-Gibran, masyarakat nan percaya ada 89,4 persen, sementara nan tidak percaya 10,6 persen.

Dikutip dari info Kompas, tingkat kepuasan publik di bagian hukum, sebesar 72,1 persen menyatakan puas. Di bagian ekonomi sebesar 74,5 persen. Di bagian keamanan dan politik sebesar 85,8 persen, dan bagian kesejahteraan sosisal sebanyak 83,7 persen.

Sementara dari demografi, apresiasi kepuasan tertinggi ditunjukkan oleh responden golongan bawah (84,7%). Kemudian menyusul responden golongan menengah ke bawah (81,4%), menengah ke atas (75,3%), dan atas (67,9%).

Adapun survei dilakukan melalui wawancara tatap muka ini diselenggarakan dari tanggal 4-10 Januari 2025.

Sebanyak 1.364 responden dipilih secara random menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 38 provinsi Indonesia. Tingkat kepercayaan 95 persen dengan margin of error penelitian +/- 3,10 persen.

Pemerintahan Prabowo-Gibran Tak Kenal Istilah 100 Hari Kerja

Juru Bicara Kantor Komunikasi Presiden Dedek Prayudi menyebut, bahwa pemerintahan Prabowo-Gibran tidak mengenal istilah 100 hari kerja. Menurutnya, sebelum 100 hari kerja, sudah ada program nan dilakukan oleh Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.

Hal ini menanggapi apakah ada pertimbangan dari Prabowo kepada kabinetnya jelang 100 hari menjabat presiden.

"Presiden Prabowo itu tidak mengenal istilah 100 hari pertama Ini kan umumnya istilah ini dipakai oleh kawan-kawan media ya Tapi Kabinet Merah Putih di bawah Prabowo-Gibran Tidak memakai istilah 100 hari," kata Dedek saat dihubungi, Kamis (16/1/2025).

Dedek menyebut, sebelum 100 hari menjabat, Presiden Prabowo sudah melakukan penghapusan piutang macet kepada UMKM, program cek kesehatan cuma-cuma bagi nan berulang tahun, hingga makan bergizi cuma-cuma di sekolah-sekolah.

"Ini kawan-kawan di Kementerian Perumahan Rakyat juga sedang menunaikan janji politik Pak Prabowo untuk menyediakan kediaman nan nyaman, nan terjangkau namun bersanitasi naik jadi ini tetap kita kerjakan," tuturnya.

Dedek menuturkan, monitoring terhadap pemerintah selalu dilakukan Setneg, KSP, dan Kantor Komunikasi Kepresidenan. Menurutnya, pertimbangan terus dilakukan secara berkala tanpa menunggu 100 hari kerja.

"Bahkan lebih nyaman malau misalnya kita sebut separuh semester, satu semester," katanya.

"Tapi kami baru melakukan monitoring Jadi kan pertimbangan itu bahan-bahan dari kita monitoring Itu kemudian kita kumpulkan kita analisis, kita telaah pertimbangan ini sejauh ini nantilah 3 bulan lagi," pungkas Dedek.

Selengkapnya