ARTICLE AD BOX
Jakarta, detikai.com - Mayoritas bursa Asia-Pasifik dibuka menguat pada perdagangan Rabu (12/2/2025), meski bank sentral Amerika Serikat (AS) mengisyaratkan tidak ada urgensi untuk memangkas suku kembang lebih cepat.
Per pukul 08:30 WIB, indeks Nikkei 225 Jepang naik 0,13%, Hang Seng Hong Kong melesat 0,97%, ASX 200 Australia naik tipis 0,09%, KOSPI Korea Selatan menguat 0,12%, dan Straits Times Singapura terapresiasi 0,38%. Namun, indeks Shanghai Composite China turun 0,17%.
Bursa Asia-Pasifik pada hari ini condong menguat, di tengah bervariasinya Wall Street kemarin, setelah pernyataan Ketua bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed), Jerome Powell nan mengindikasikan tidak bakal terburu-buru untuk memangkas suku bunganya.
Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) menguat 0,28%, begitu juga dengan S&P 500 nan naik tipis 0,04%. Sementara Nasdaq terperesok 0,36%.
Dalam sambutannya di pembukaan sidang Komite Perbankan Senat, Powell menegaskan dirinya dan jajarannya tidak bakal terburu-buru untuk memangkas suku kembang jangka pendeknya lagi mengingat ekonomi "secara keseluruhan kuat", dengan pengangguran rendah dan inflasi tetap di atas sasaran The Fed sebesar 2%,
"Dengan posisi kebijakan kami nan sekarang jauh lebih tidak restriktif dibandingkan sebelumnya dan ekonomi nan tetap kuat, kami tidak perlu terburu-buru untuk menyesuaikan posisi kebijakan kami," ujar Powell, dikutip dari CNBC International.
Kesaksian Powell muncul di saat nan tidak menentu di Washington ketika Presiden AS Donald Trump mendukung penerapan tarif terhadap mitra jual beli AS dan dengan pesan beragam nan datang dari pemerintah tentang pendekatannya terhadap The Fed.
Powell mengatakan kebijakan saat ini, dengan suku kembang referensi The Fed dalam kisaran antara 4,25% dan 4,5% dapat memberikan fleksibilitas.
Sebagai catatan, The Fed menahan suku kembang pada Januari 2025 di 4,25-4,50%. The Fed menahan suku kembang setelah memangkasnyatiga kali beruntun pada 2024 secara berturut-turut ialah pada September (50 bps), November (25 bps), dan Desember (25 bps).
Investor juga menantikan komentar tarif baru dari Presiden AS Donald Trump, sehari setelah dia secara substansial meningkatkan pungutan atas impor baja dan aluminium dan mengatakan bakal ada pengumuman selama dua hari ke depan tentang tarif timbal kembali pada semua negara nan mengenakan bea atas barang-barang AS.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(chd/chd)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Jurus Asuransi Ekspansi Lewat Strategi Blue Ocean Strategy
Next Article Mengekor Wall Street, Bursa Asia Dibuka Kuat