Bsi Mau Geber Bisnis Bank Emas Lewat Layanan Ini

Sedang Trending 4 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) berencana bakal mengoptimalkan upaya di sektor bank emas (bullion bank) di tahun 2025. Hal ini dengan berkaca pada tren pertumbuhan emas nan cukup signifikan dalam beberapa waktu terakhir.

Direktur Keuangan & Strategi Ade Cahyo Nugroho mengatakan, hingga bulan April 2025 ini diperkirakan jumlah rekening pengguna bank emas BSI telah mencapai 140 ribu rekening. Angka ini tumbuh cukup signifikan sejak platform diluncurkan 3 bulan lalu.

"Jumlah penambahan rekan emasnya sekarang udah menembus, saya rasa di April sudah tembus nyaris 140 ribu rekening, tumbuh sangat signifikan secara 3 bulan terakhir ini," kata Cahyo dalam Press Conference Kinerja Triwulan I/2025 BSI, lewat saluran telekonferensi, Rabu (30/4/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski demikian, menurutnya nomor ini tetap terlampau jauh dibandingkan dengan jumlah pengguna BSI nan mencapai 22 juta. Sedangkan nan terpapar dengan produk emas baru sebanyak 600 ribuan nasabah.

Berkaca pada kondisi tersebut, Cahyo mengatakan, pihaknya memandang tetap ada potensi besar untuk pengembangan upaya ini. Hal ini juga sekaligus sebagai solusi bagi masyarakat agar bisa menabung emas dengan lebih mudah.

"BSI menjadi bank pertama nan terpilih sebagai nan memberikan BSI tambahan produk alias jasa kepada pengguna berupa penitipan emas, perdagangan emas. Dan ke depannya, kelak juga bakal ada simpanan emas dan pembiayaan emas," ujarnya.

Sebelum mendapat license bank emas alias bullion bank, Cahyo mengatakan bahwa BSI hanya mempunyai dua produk utama, ialah pengguna bisa menggadaikan emasnya jika punya emas di rumah, alias bisa membeli emas secara cicil.

Namun sejak adanya lisensi ini, setidaknya ada tiga jasa tambahan, antara lain pertama, pengguna bisa membeli emas di platform BYOND by BSI. Kedua, pengguna bisa menitipkan emasnya di BSI setelah beli emas di Bion, dan ketiga, jika pengguna butuh bisa dijual.

"Jadi ini adalah perihal nan baru terjadi di BSI di kuartal I, nan kelak ke depannya bakal ada dua produk lagi nan insyaallah kita bakal upayakan di akhir tahun (2025) alias di awal tahun 2026, ialah produk mengenai dengan lending dan deposit. Menariknya, untuk di BSI ini keduanya bisa dilakukan di digital maupun di cabang," terang dia.

Sementara itu untuk proses pembelian emas, Cahyo menjelaskan, pengguna tidak dipatok untuk membeli minimal 1 gram andaikan transaksi dilakukan secara digital. Emas bisa mulai dibeli dari 0,05 gram alias sekitar Rp 100 ribu.

Selain itu, pengguna juga bisa membeli emas dalam gram besar namun dengan skema cicilan. Cahyo mengatakan, dalam 3 bulan pertama ini jumlah pengguna nan menggunakan akomodasi bank emas signifikan, dengan pembiayaan tumbuh 80% untuk nan membeli emas secara cicil.

"Itu nyaris 170% pertumbuhannya membeli emas secara cicil. Nasabah nan membeli secara cash melalui BYOND juga mengalami kenaikan nan luar biasa, nan jumlahnya belum pernah kita lihat sebelumnya di BSI sesignifikan ini. Dan kita percaya ini bakal terus terjadi di BSI," kata Cahyo.

(acd/acd)

Selengkapnya