Breaking! Ihsg Dibuka Naik 1%, Balik Ke Level 6.000-an

Sedang Trending 3 minggu yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, detikai.com — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengawali hari ini, Rabu (9/4/2025) dengan berada di area hijau. 

IHSG sempat dibuka turun 0,4%. Akan tetapi tidak lama berselang melesat lebih dari 1% ke level 6.057. Sebanyak 194 saham naik, 153 turun, dan 200 tidak berubah. 

Nilai transaksi pada awal perdagangan hari ini tergolong ramai, ialah lebih dari Rp 1 triliun nan melibatkan 1 miliar saham dalam 95.713 kali transaksi. 

Adapun pada sesi pertama kemarin, Selasa (8/4/2025), IHSG sempat mengalami trading halt alias penghentian perdagangan sementara lantaran sempat jatuh lebih dari 8%.

Secara teknikal, perlu diakui tren IHSG tetap dalam penurunan. Secara historis, biasanya ketika nilai jatuh dalam, ada potensi rebound nan terjadi pada perdagangan di hari berikutnya.

Namun, kami mencermati potensi rebound ini hanya sementara alias bisa dibilang dead cat bounce dengan sasaran resistance menutup gap nan terbentuk pada 26 Maret 2025 di level 6300.

Sementara untuk support terdekat ada di 5700 nan didapatkan melalui garis mendatar dari low candle pada 20 Mei 2021.

Adapun pasar finansial Indonesia diperkirakan tetap bergolak pada hari ini lantaran tarif resiprokal bakal berlaku.

Presiden AS Donald Trump bakal tetap memberlakukan kebijakan tarif resiprokal namalain tarif timbal kembali untuk produk impor dari beragam negara, tidak terkecuali produk dari Indonesia, mulai 9 April 2025 waktu setempat alias sekitar 11.00 WIB.

Melansir CNBC International, Senin (07/04/2025), Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick mengungkapkan Pemerintahan Trump bakal tetap teguh dalam tarif timbal baliknya pada mitra jual beli utama AS, apalagi dalam menghadapi tindakan jual di pasar saham global.

"Tarif bakal tetap berlaku. Dia mengumumkannya, dan dia tidak bercanda. Tarif bakal datang. Tentu saja mereka (berlaku)," kata Lutnick, dilansir CNBC International, Senin (07/04/2025).

Dia mengatakan bahwa Gedung Putih tidak mempertimbangkan perpanjangan tenggat waktu awal.

"Tidak ada penundaan. Mereka pasti bakal tetap di tempat selama berhari-hari dan berminggu-minggu. Presiden perlu mengatur ulang perdagangan global. Semua orang mempunyai surplus perdagangan dan kita mempunyai defisit perdagangan," tambahnya.

Hal ini tentu bakal memberikan volatilitas nan besar pada pasar finansial secara umum, baik dunia maupun domestik.

Situasi semakin memburuk di tengah adu tarif antara dua negara besar di bumi ialah AS dan China.

Trump mengatakan bakal mengenakan tarif tambahan sebesar 50% atas impor dari China jika Beijing tidak mencabut kebijakan tarif balasannya pada Selasa. China ini terjadi, tarif peralatan China di AS bakal menjadi 104%.

Ancaman nan dirilis melalui platform Truth Social ini menandai eskalasi terbaru dari bentrok jual beli nan telah menyebabkan kejatuhan pasar saham dunia selama tiga hari berturut-turut, sejak Trump mengumumkan perang tarif terhadap mitra jual beli AS pekan lalu. Sebelumnya 2 April, Gedung Putih mengumumkan pengenaan tarif 34% terhadap impor dari China, nan kemudian dibalas Beijing dengan memberlakukan tarif nan sama terhadap barang-barang asal AS.

"China memberlakukan kenaikan tarif sebesar 34% meskipun saya telah memperingatkan bahwa setiap negara nan membalas terhadap AS dengan menerapkan tarif tambahan bakal segera dikenai tarif baru nan jauh lebih tinggi, di atas tarif nan telah diberlakukan sebelumnya," tulis Trump dalam pernyataannya.


(mkh/mkh)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Dibuka Anjlok 9%, IHSG Langsung Kena Trading Halt

Next Article IHSG Ambruk Lagi, Turun Lebih dari 1%

Selengkapnya