Bos Jp Morgan: Kebijakan Tarif Trump Bisa Bikin Ekonomi As Makin Lemah

Sedang Trending 7 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, detikai.com - CEO raksasa bank Amerika Serikat (AS) JPMorgan Chase, Jamie Dimon, mengatakan pada hari Senin (7/4/2025), bahwa tarif nan diumumkan oleh Presiden Donald Trump minggu lampau kemungkinan bakal mendongkrak nilai peralatan domestik dan impor, nan kemudian membebani ekonomi AS nan sudah melambat.

Mengutip CNBC International, Selasa (8/4/2025), Dimon membahas kebijakan tarif nan diumumkan Trump pada tanggal 2 April dalam surat tahunannya kepada pemegang saham. Surat itu nan telah menjadi bahan referensi krusial mengenai keadaan ekonomi, proposal untuk masalah nan dihadapi AS, dan berisi pandangan tentang manajemen nan efektif.

"Apa pun pendapat Anda tentang argumen nan sah untuk tarif nan baru diumumkan, dan tentu saja, ada beberapa alias pengaruh jangka panjang, baik alias buruk, kemungkinan bakal ada pengaruh jangka pendek nan penting," kata Dimon.

Bankir berumur 69 tahun itu mengatakan bahwa AS mungkin bakal memandang inflasi, tidak hanya pada peralatan impor tetapi juga pada nilai domestik. Sebab, biaya input meningkat dan permintaan meningkat pada produk domestik.

"Apakah daftar tarif menyebabkan resesi alias tidak tetap menjadi pertanyaan, tetapi itu bakal memperlambat pertumbuhan," lanjut Dimon.

Ia menjadi CEO pertama dari bank besar tercatat di Wall Street, nan secara terbuka berbincang mengenai kebijakan tarif Trump nan luas saat pasar dunia jatuh.

Meskipun bos JPMorgan itu memang sering menggunakan platformnya untuk menyoroti akibat geopolitik dan finansial nan dilihatnya, surat tahun ini muncul pada kondisi nan luar biasa bergejolak. Adapun pasar saham AS telah jatuh bebas sejak pengumuman Trump mengejutkan pasar global, menyebabkan minggu terburuk bagi ekuitas AS sejak pandemi Covid pada tahun 2020.

Pernyataan Dimon tersebut tampaknya menarik kembali komentar sebelumnya nan dibuatnya pada bulan Januari, ketika dia mengatakan orang-orang kudu "mengurangi" kekhawatiran tarif lantaran itu baik untuk keamanan nasional. Pada saat itu, tingkat tarif Trump nan dibahas jauh lebih rendah daripada nan diumumkan minggu lalu.

Menurut Dimon, kebijakan tarif Trump telah menciptakan "banyak ketidakpastian," termasuk dampaknya terhadap arus modal dunia dan dolar, dampaknya terhadap untung perusahaan, dan respons dari mitra dagang.

"Semakin sigap masalah ini diselesaikan, semakin baik lantaran beberapa pengaruh negatif meningkat secara kumulatif dari waktu ke waktu dan bakal susah untuk dibalikkan," katanya.

Dimon mengatakan meskipun ekonomi AS telah berkinerja baik selama beberapa tahun terakhir, dibantu oleh pinjaman dan pengeluaran pemerintah nan mencapai nyaris US$11 triliun, ekonomi tersebut "sudah melemah" dalam beberapa minggu terakhir, apalagi sebelum pengumuman tarif Trump. Ia menambahkan inflasi kemungkinan bakal lebih kuat dari nan diantisipasi pasar, nan berfaedah bahwa suku kembang dapat tetap tinggi apalagi saat ekonomi melambat.

"Ekonomi menghadapi turbulensi nan cukup besar (termasuk geopolitik), dengan potensi positif dari reformasi pajak dan deregulasi serta potensi negatif dari tarif dan 'perang dagang', inflasi nan terus berlanjut, defisit fiskal nan tinggi, dan nilai aset serta volatilitas nan tetap cukup tinggi," kata Dimon.

CEO JPMorgan itu telah memberikan peringatan setidaknya sejak 2022, ketika dia mengatakan "badai" sedang menuju ekonomi AS, akibat pelonggaran kebijakan Federal Reserve dan perang Ukraina. Namun, didukung oleh shopping pemerintah dan konsumen nan tinggi, ekonomi AS menentang ekspektasi hingga saat ini. Terpilihnya Trump pada bulan November lalu, awalnya meningkatkan angan bakal adanya pemerintahan nan pro-pertumbuhan.

Nada Dimon dalam surat tahunannya itu agak tidak menyenangkan, mengingat seberapa banyak saham AS telah jatuh dari titik tertingginya baru-baru ini. Menurut CEO tersebut, baik saham maupun spread angsuran tetap berpotensi terlalu optimis.

"Pasar tampaknya tetap menilai aset dengan dugaan bahwa kita bakal terus mengalami soft landing," kata Dimon.

Di bawah kepemimpinan Dimon selama sekitar dua dekade, JPMorgan telah menjadi bank AS terbesar berasas aset dan kapitalisasi pasar. Tahun lampau merupakan tahun ketujuh berturut-turut dengan pendapatan nan memecahkan rekor, katanya.

Namun, bank tersebut berjuntai pada "apakah kesehatan jangka panjang Amerika, di dalam negeri, dan masa depan bumi nan bebas dan demokratis kuat," kata Dimon. Baik AS maupun bumi berada di persimpangan jalan nan kritis.

Meskipun kata "Trump" tidak muncul sekali pun dalam suratnya nan setebal 59 halaman, Dimon menyorot beberapa prioritas presiden, termasuk imigrasi, mengatasi ketidakseimbangan perdagangan, terutama dengan Tiongkok, dan deregulasi.


(mkh/mkh)

Saksikan video di bawah ini:

Video:Trump Umumkan Tarif Impor, Saham Perusahaan Otomotif Asia Anjlok

Next Article Video: China Akan Biarkan Yuan Melemah di 2025, Ada Apa?

Selengkapnya