Bos Bp Jamsostek Ungkap Kondisi Terkini Peserta Jaminan Pensiun

Sedang Trending 1 hari yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan alias BP Jamsostek mencatat kepesertaan program Jaminan Pensiun tetap rendah. Sampai Juni 2025 jumlahnya mencapai 14,96 juta, baru mencakup 25,54% dari pekerja penerima upah.

Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Pramudya Iriawan Buntoro mengatakan jumlah peserta program Jaminan Pensiun tetap rendah dibandingkan peserta program Jaminan Hari Tua. Kenaikan peserta program Jaminan Pensiun tetap lambat dengan rata-rata pertumbuhan hanya 4,77% per tahun.

"Memang tetap banyak ruang ya lantaran jika kita bicara program hari tua, itu kita punya dua program ialah Jaminan Hari Tua dan Jaminan Pensiun. Jaminan Hari Tua angkanya di 19 juta, Jaminan Pensiun ada di 14 juta. Belum semua peserta program Jaminan Hari Tua menjadi peserta Jaminan Pensiun. Itu salah satu catatan nan perlu kita carikan solusinya," kata Pramudya dalam aktivitas Satu Dasawarsa Jaminan Pensiun di Plaza BP Jamsostek, Jakarta Selatan, Kamis (24/7/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pramudya memandang ke depan Indonesia mempunyai tren nan menunjukkan rasio ketergantungan usia muda menurun, sementara ketergantungan usia lanjut semakin meningkat. Jika program Jaminan Pensiun tidak dimanfaatkan secara optimal, maka beban ekonomi di masa depan bakal semakin berat.

"Struktur beban masyarakat Indonesia bakal bergeser dan jika tidak dimanfaat secara optimal, beban ekonomi masa depan bakal semakin berat. Dengan hadirnya dasawarsa Jaminan Pensiun, kami memandang momen ini menjadi kesempatan emas bagi kita semua untuk memberikan perlindungan agunan sosial, termasuk di dalamnya program Jaminan Pensiun, guna memastikan keberlanjutan kesejahteraan masyarakat Indonesia di masa nan bakal datang," ucapnya.

Menurut Pramudya, saking besarnya biaya nan dibutuhkan di masa pensiun, seringkali perlindungan pensiun belum mencukupi tanpa adanya support simpanan pribadi. Apalagi jika pekerja tidak mengikuti program Jaminan Pensiun.

"Makanya di Indonesia kita menerapkan sistem agunan sosial nasional dengan multipilar sistem. Ada Jaminan Pensiun datang sebagai salah satu faedah program agunan pensiun nan sifatnya wajib, mandatori, nan harapannya bisa menjangkau seluruh masyarakat di Indonesia, terutama para pekerja di Indonesia," tegasnya.

Pramudya memastikan di satu dasawarsa ini pihaknya bakal terus melakukan pembenahan agar sistem program Jaminan Pensiun nasional ke depan semakin kuat dan berkelanjutan. Hal ini untuk memberikan perlindungan nan optimal bagi seluruh pekerja Indonesia.

"Kita sama-sama memandang bahwa Indonesia saat ini sedang mempunyai jendela demografi nan bisa kita manfaatkan dengan sebaik-baiknya, di mana proporsi upaya masyarakat produktif lebih besar dibandingkan usia dan non produktif," imbuhnya.

Menaker Minta Peserta Jaminan Pensiun Ditambah

Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli meminta BPJS Ketenagakerjaan terus meningkatkan peserta Jaminan Pensiun. Menurutnya, program ini semestinya bisa menarik minat para pekerja mengingat manfaatnya dalam jangka panjang.

"Satu dasawarsa kita syukuri, tentu sudah memberikan banyak kemanfaatan, tetapi tetap ke depan tantangan itu semakin berat, gimana program ini tadi, ada beberapa kata kuncinya, itu bisa inklusif, bisa setara dan salah satunya, indikatornya itu adalah kepesertaan nan kudu ditingkatkan," kata Yassierli.

Untuk meningkatkan jumlah peserta, Yassierli memandang perlunya ada kerja sama dengan pemangku kepentingan lainnya. Termasuk juga dengan dorongan penemuan dari BPJS Ketenagakerjaan.

"Itu nan kudu kita lebih kuatkan, agar tadi, kepesertaan, kemudian gimana meningkatkan literasi sehingga masyarakat paham, masyarakat tahu, masyarakat memang merasa butuh lantaran harusnya memang program ini menarik, memberikan solusi kepada masyarakat," tutur Yassierli.

(acd/acd)

Selengkapnya