ARTICLE AD BOX
-
-
Berita
-
Politik
Selasa, 21 Januari 2025 - 02:02 WIB
Jakarta, detikai.com - Ketua Bidang Kehormatan DPP Banteng Muda Indonesia (BMI), Muhammad Narendra Kiemas meminta generasi muda jangan pernah capek untuk mengawal kerakyatan di Indonesia. Menurut dia, mahasiswa dan kaum muda tentu mempunyai langkah tersendiri dalam menjaga nilai-nilai kerakyatan dan memperjuangkan bunyi serta kesejahteraan rakyat.
"Mungkin dulu aktivis mahasiswa berjuang dengan langkah mengorganisir, demonstrasi, dan lain sebagainya. Nah, mahasiswa dan Gen-Z hari ini mungkin mempunyai caranya tersendiri untuk menyuarakan aspirasinya ditengah berkembangnya bumi digital. Mungkin bisa melalui media sosial seperti membikin petisi dan lain sebagainya,” kata Narendra dikutip pada Senin, 20 Januari 2025.
Anggota DPR RI Adian Napitupulu
Kata dia, aktivitas perubahan politik tidak kudu dilakukan dengan langkah demonstrasi semata. Akan tetapi, lanjut dia, generasi muda hari ini mempunyai banyak ruang produktivitas nan bisa mempengaruhi kebijakan publik.
Pada prinsipnya, Narendra berambisi generasi muda tidak boleh cuek dan generasi muda kudu selalu bergerak berjuang menyuarakan aspirasi rakyat dengan langkah masing-masing.
“Banyak langkah untuk melakukan perubahan. Bisa melalui diskusi-diskusi, menyuarakan kegelisahan rakyat di media sosial seperti membikin petisi online dan lain sebagainya. Intinya, jangan pernah merasa capek untuk menjaga nilai-nilai kerakyatan di Indonesia,” ujarnya.
Sementara Anggota DPR RI dari PDI Perjuangan (PDIP), Adian Napitupulu mengatakan aktivitas mahasiswa dan pemuda kudu mempunyai keresahan dalam memandang dinamika sosial dan politik di Indonesia. Menurut dia, mahasiswa dan pemuda juga kudu mempunyai keberanian dalam menyuarakan aspirasi masyarakat.
"Kalian boleh bicara demokrasi, bicara perubahan, tapi kalian kudu siap turun dan mendengar langsung keresahan rakyat itu apa," kata Adian.
Kata dia, kelemaham mahasiswa saat ini hanya menilai keresahan rakyat dari sosial media semata tanpa melakukan aktivitas turun ke jalan dengan mengorganisir masyarakat. “Beda loh mendengar permasalahan-permasalahan rakyat secara langsung dengan teks book. Itu kelemahan mahasiswa hari ini,” ujar Aktivis 98 itu.
Selanjutnya, Founder Ruang Gerak Indonesia, Jesse Tutupoly menjelaskan Indonesian Youth Summit 2025 adalah sebuah forum obrolan nan digelar dengan melibatkan para mahasiswa dan pemuda di Jakarta berbareng para politisi muda nan hari ini duduk di DPR. Menurut dia, tidak sedikit dari generasi muda beranggapan bahwa partai politik hanya menjadikan rakyat sebagai objek untuk mendulang bunyi lima tahunan sekali.
"Dalam aktivitas Indonesian Summit Youth ini, kita juga mau membujuk teman-teman mahasiswa dan kawan pemuda lainnya agar tidak skeptis dengan politik. Karena sejarah telah mencatat bahwa pemuda mempunyai andil dalam perubahan politik di Indonesia," pungkasnya.
Halaman Selanjutnya
"Kalian boleh bicara demokrasi, bicara perubahan, tapi kalian kudu siap turun dan mendengar langsung keresahan rakyat itu apa," kata Adian.