ARTICLE AD BOX
Jakarta, detikai.com - PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) melaporkan laba bersih tahun melangkah nan dapat diatribusikan kepada pemilik sebesar Rp 6,8 triliun, naik 5,42% secara tahunan (yoy).
Pertumbuhan untung pada akhir tahun lampau melambat jika dibandingkan dengan capaian 2023, di mana bank membukukan pertumbuhan untung 28,4%.
Mengutip laporan publikasi perusahaan, Kamis (20/2/2025), pertumbuhan untung tahun ini melambat disebabkan oleh tekanan beban kembang nan menyebabkan koreksi pada pendapatan kembang bersih.
Pendapatan kembang bank per 31 Desember 2024 tumbuh 8,61% yoy menjadi Rp 24,23 triliun. Lalu beban kembang melesat 22,42% yoy menjadi Rp 10,96 triliun. Alhasil pendapatan kembang bersih atau net interest income (NII) turun 0,64% yoy menjadi Rp 13,26 triliun.
Kendati demikian, bank sukses menekan beban kerugian penurunan nilai aset finansial atau impairment yang turun 16,27% jadi Rp 1,55 triliun.
Sementara itu dari sisi intermediasi, BNGA menyalurkan angsuran Rp 228 triliun sepanjang 2024, naik 6,81% yoy. Hal ini pun mendorong aset perusahaan tumbuh 7,73% yoy menjadi Rp 360,22 triliun.
Kredit perusahaan tercatat tumbuh dengan kualitas aset nan membaik. Rasio angsuran bermasalah atau nonperforming loan (NPL) gross turun 20 pedoman poin (bps) jadi 1,76% dan rasio NPL net turun 2 bps menjadi 0,69%.
Adapun biaya pihak ketiga (DPK) CIMB Niaga tumbuh 10,5% yoy menjadi Rp260,64 triliun. DPK perusahaan ditopang oleh pertumbuhan giro nan naik 25,4% yoy menjadi Rp91,78 triliun. Tabungan dan deposito, masing-masing naik 3,7% yoy dan 3,9% yoy.
Seiring dengan kenaikan tinggi giro, rasio biaya murah atau current account savings account (CASA) bank naik menjadi 66% dari 63,9%.
(mkh/mkh)
Saksikan video di bawah ini: