ARTICLE AD BOX
Jakarta, detikai.com - Dunia terancam bayang-bayang Trumpcession, ialah potensi terpuruknya ekonomi Amerika Serikat (AS) lantaran kebijakan Presiden Donald Trump. Kondisi ini pun membawa ketakutan lantaran potensi resesi nan semakin dekat.
Resesi dan inflasi pun dan membikin kondisi finansial masyarakat semakin sulit, termasuk terkecuali generasi sandwich. Generasi sandwich adalah istilah ketika posisi finansial seseorang terhimpit di antara dua generasi, ialah generasi atas dan generasi bawah.
"Tidak hanya mempunyai beban untuk dirinya sendiri secara keuangan, tapi juga mempunyai beban tambahan. Bisa jadi dari generasi nan di atasnya, seperti orang tua alias generasi nan ada di bawahnya, seperti adik alias anak. Jadi double bebannya antara diri sendiri, generasi di atasnya, dan generasi di bawahnya," jelas perencana keuangan, Sayoga Prasetyo, ketika dihubungi detikai.com, dikutip Minggu (23/3/2025).
Terdapat sejumlah aspek nan membikin seseorang terjebak sebagai generasi sandwich, salah satunya adalah persiapan biaya pensiun orang tua nan kurang baik, "Orang tua nan tidak mempersiapkan biaya pensiun jadi aspek salah satunya. Ada juga nan sudah berupaya menyiapkan biaya pensiun, tapi kandas di tengah jalan lantaran tidak adanya proteksi, seperti asuransi. Selain itu bisa juga lantaran persiapan biaya pendidikan nan kurang baik," sebut Sayoga.
Berdasarkan definisinya, dapat terlihat bahwa generasi sandwich condong mempunyai pengeluaran nan lebih besar dibandingkan pendapatannya jika dibandingkan dengan seseorang nan bukan tergolong generasi sandwich.
Lantas, bagaimanakah langkah mengelola finansial untuk generasi sandwich di tengah makin mahalnya biaya hidup akibat inflasi?
1. Kontrol Anggaran Pengeluaran
Sayoga menegaskan pentingnya bagi generasi sandwich untuk selalu mengelola dan mengontrol anggaran keuangan, terutama pengeluaran. Jangan sampai pengeluaran jatuh kepada hal-hal nan bukan berada di skala prioritas.
"Pastikan anggaran finansial jangan sampai keluar ke hal-hal nan tidak terlalu penting, seperti pengeluaran pribadi nan sifatnya sebatas kemauan semata," tegas Sayoga.
Menurut Sayoga, kebutuhan hari ini dan masa depan bagi generasi sandwich tergolong besar jika dibandingkan dengan mereka nan bukan generasi sandwich sehingga tidak bisa jika pengeluaran lebih banyak untuk kemauan pribadi.
2. Cari Tambahan Pemasukan
Bila style hidup seorang generasi sandwich sudah sangat sederhana tetapi finansial belum mencukupi, melakukan pekerjaan sampingan untuk menambah pemasukan dapat menjadi pilihan.
"Salah satu solusi untuk menghadapi inflasi adalah meningkatkan income melalui banyak cara, seperti menambah side job (pekerjaan sampingan), mengambil sertifikasi alias lisensi tertentu, hingga mengejar suatu sasaran di instansi agar bisa naik posisi," jelas salah satu perencana finansial dari Finante.id ini.
Sayoga menjelaskan bahwa mengambil sertifikasi alias lisensi tertentu merupakan salah satu corak investasi ilmu. Menurutnya, investasi pengetahuan merupakan pilihan terbaik bagi generasi sandwich, terlebih Generasi Z. Pendidikan tinggi alias mempunyai lisensi tertentu dapat meningkatkan potensi jenjang pekerjaan seseorang nan lebih baik sehingga pemasukan dapat lebih tinggi.
3. Miliki Proteksi
Memiliki perlindungan juga salah satu aspek krusial dalam perencanaan finansial bagi generasi sandwich.
"Selain itu, mempunyai perlindungan asuransi dan mempunyai biaya darurat juga krusial untuk dimiliki. Untuk generasi sandwich lebih baik mempunyai biaya darurat 12 kali dari pengeluaran. Itu jadi fondasi utama bagi generasi sandwich agar lebih 'aman'," tutur Sayoga.
(wur)
Saksikan video di bawah ini: