Asn Ungkap Dugaan Tindakan Sewenang-wenang Mendikti Saintek Satryo: Empat Orang Dipecat Sepihak

Sedang Trending 3 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

detikai.com, Jakarta - Neni Herlina, salah satu Aparatur Sipil Negara (ASN) buka bunyi mengenai ke kehebohan nan terjadi di instansi Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kementerian Dikti Saintek).

Menurut dia, pangkal masalah ada di Mendikti Saintek Satryo Soemantri Brodjonegoro nan dianggap bertindak sewenang-wenang kepada bawahannya.

Bahkan, Neni berbareng dengan empat orang ASN terkena hukuman pemecatan secara sepihak. Padahal, menurut Neni, dirinya telah bekerja dengan baik.

"Ada Dirjen, kemudian Pak Lukman. Terus Dali. nan terancam ini ya saya. jadi empat nan dipecat," ujar Neni saat berbincang dengan wartawan, Senin (20/1/2025).

Dia bekerja sebagai Prahum Ahli Muda dan Pj Rumah Tangga di Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kementerian Dikti Saintek).

Selama masa kepimpinan, Satryo Soemantri Brodjonegoro banyak sekali kebijakan-kebijakan nan dinilai terkesan sewenang-wenang, baik itu kepada ASN lain maupun dirinya.

Misalnya, Neni mengingat kembali kejadian saat diminta memasang jaringan internet di rumah dinas, namun terkena omelan sang menteri gegara dianggap lamban bekerja.

"Jadi suatu saat di rumah dinas itu pasang internet. Cuma ya, kok saya ke sana-kesana gitu aja? Apa, terlalu malam alias apa? Sementara kita kan minta segera, lantaran Pak Menteri maunya segera. Kita meminta mereka untuk menyegerakan. Jadi akhirnya sampai malam, tapi jadi marah," cerita Neni.

Neni mengatakan, sang menteri sembari emosi lampau menghubungi pemimpin langsungnya, nan berjulukan Angga selaku ketua tim Rumah Tangga. Namun, tak ada jawaban.

BKN memprediksi 5,5 juta pelamar bakal menyerbu seleksi ASN 2019. Kebutuhan ASN nasional nan dibutuhkan berjumlah 254.173 orang, terbagi atas CPNS dan PPPK.

Langsung Hubungi Via Pesan WhatsApp

Akhirnya, sang menteri langsung menghubungi Neni via pesan WhatsApp. Neni terkejut ketika membaca isi pesan nan dikirimkan oleh sang menteri. Betapa tidak, dia dipecat dari ASN.

"'Saya pecat kamu' kayak gitu bunyinya," kata Neni.

Neni menegaskan kembali, pemecatan dilakukan via WhatsApp.

"Iya tidak ada surat," ucap Neni.

Usai membaca pesan itu, Neni memilih untuk bekerja seperti biasa. Terlebih, pemimpin juga menyuruh tetap masuk kerja. Neni akui, sejak ada perubahan nomenklatur, tugasnya sedikit berat namun dia tetap melaksankan tugas dengan sebaik-baiknya seperti menyiapkan ruangan, ketua dan sebagainya.

Namun, apalah daya Neni tetap kudu saja dipandang jelek oleh sang menteri. Puncaknya, terjadi pada Jumat kemarin 18 Januari 2025 tiba-tiba dipanggil untuk menghadap sang menteri. Pikirnya lantaran sang menteri tetap memandang diririnya berkeliaran di instansi Kementerian Dikti Saintek.

"Bapak Menteri langsung undang-undang saya ke lantai 8. Langsung, ya gitulah kejadiannya. Dengan tidak, ya tidak etis ya seperti itu, membentak saya, menyuruh saya keluar di hadapan anak-anak magang, di depan staff saya jadi memang sudah di luar logika lah," ujar dia.

"Saya kaget juga beliau datang tanpa sengaja hanya untuk usir," timpal Neni lagi.

Isi Spanduk

Lebih lanjut, Neni turut menjelaskan, isi spanduk nan sempat terpasang di depan area gedung.

Adapun bunyinya, 'Pak Presiden Selamatkan Kami dari Menteri Pemarah, Suka Main Tampar dan Main Pecat'.

Menurut Neni, spanduk dituliskan sesuai fakta. Ada seorang rekannya nan pernah ditampar gegara dianggap tak becus ketika bekerja. Orang nan ditampar itu dari merupakan salah satu vendor.

"Vendornya hari ini juga ketakutan tadi," kata dia.

Neni mengatakan, tindakan penamparan itu juga sempat direkam oleh korban. Videonya juga sudah tersebar.

"Jadi tolong dilindungi ya (korban penamparan). Karena dia kan dia nggak bisa menuntut. perlu dilindungi," tandas Neni.

Sebelumnya, sejumlah Apartur Sipil Negara (ASN) menggelar tindakan unjuk rasa di Kantor Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Kemendikti Saintek) pada Senin (20/1/2025).

Mereka menilai tindakan Menteri Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi alias Mendikti Saintek Prof Ir Satryo Soemantri Brodjonegoro nan dinilai sewenang-wenang dalam bekerja.

Satryo Soemantri Brodjonegoro Didemo Anak Buah, Kinerja Sang Mendikti Saintek Disorot

Dari video nan diterima detikai.com, puluhan ASN berbanjar di lobi depan gedung. Mereka membentangkan spanduk-spanduk bersuara satir nan secara tak langsung ditujukan kepada Prof Ir Satryo Soemantri Brodjonegoro.

Adapun, salah satu spanduk demo nan terlihat berkelir hitam bertuliskan "Institusi Negara bukan perusahaan pribadi Satryo dan istri".

Sementara spanduk lain berlatar putih bertuliskan "Kami dibayar oleh negara, bekerja untuk negara bukan babu keluarga".

Karangan kembang bersuara sindiran juga berjejer rapih menghiasi pintu depan lobi gedung. Sebagian besar, isinya juga menyindir perilaku dari Mendikti Saintek Satryo Soemantri Brodjonegoro.

Dalam keterangan nan diterima detikai.com, salah satu ASN nan bekerja di Prahum Ahli Muda dan Pj Rumah Tangga, atas nama NH menuangkan uneg-unegnya.

Dia bercerita, diusir dari instansi nan sudah dihuni selama 24 tahun belakangan. Hal itu diketahui dialami pada Jumat sore 17 Januari 2024.

"Tiba-tiba ketua tertinggi kami masuk ke ruangan kami dan dihadapan semua orang, beliau mengusir saya keluar dan memerintahkan untuk pindah ke Kemendikdasmen saya keluar dan salat," kata dia dalam keterangan tertulis, Senin (20/1/2025).

NH mengatakan, penyebab diusir dari ruangan lantaran persoalan sepele.

"Berawal dari sebuah meja di ruang tertinggi lantai 18, nan mungkin perlu diganti lantaran dianggap 'tidak menghormati' dan lain-lain," ucap NH.

Kini Dipecat Karena Tak Mampu Selesaikan Persoalan di Lapangan

Tak hanya itu, NH juga sekarang kudu dipecat lantaran dianggap tak bisa dalam menyelesaikan persoalan di lapangan.

"Lalu semua masalah urusan rumah tangga nan terjadi di lapangan, bermuara kepada saya, sampai saya kudu keluar dari lembaga ini," terang NH.

Terkait perihal ini, NH menyampaikan permohonan maaf bilamana selama bekerja dinilai kurang bisa melayani dengan baik para ketua definitif.

"Maka, dari hati nan terdalam, saya menyampaikan permohonan maaf kepada para ketua nan definitif, jika dalam saya melayani Ibu Bapak semua tetap banyak kekurangan," ucap dia.

NH berharap, kejadian pemberhentian secara sepihak tak terulang kembali.

"Saya menitipkan teman-teman pegawai Dikti Saintek, jangan sampai ada lagi nan diperlakukan tidak setara seperti saya. Sungguh ini sangat diluar perikemanusiaan dan melanggar Hak Asasi Manusia dan Undang-Undang nan ada," tandas NH.

Selengkapnya