As Serang Sanaa, Kenapa Trump Kembali Kobarkan Perang Di Yaman?

Sedang Trending 6 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, detikai.com --

Presiden Donald Trump memerintah pasukan Amerika Serikat untuk menyerang markas Houthi di Ibu Kota Yaman, Sanaa.

Trump menginstruksikan serangan masif dan garang ke Houthi. Imbas gempuran tersebut, sejumlah pemimpin golongan itu tewas.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejak Israel melancarkan agresi ke Palestina, Houthi menyerang kapal-kapal nan melintasi Laut Merah dan berafiliasi dengan Negeri Zionis. Israel merupakan sekutu dekat Amerika Serikat.

Lalu, kenapa Trump mengobarkan perang Yaman-AS?

Dalam pernyataan resmi, Trump mengatakan Houthi telah melancarkan kampanye pembajakan, kekerasan, dan terorisme terhadap kapal, pesawat, dan drone AS.

"Tanggapan Joe Biden [presiden AS sebelumnya] sangat lemah, sehingga Houthi nan tak terkendali terus maju," kata Trump dalam rilis resmi, Minggu (16/3).

Di masa pemerintahan Biden, AS sebetulnya melancarkan serangan ke Houthi. Namun, tindakan militer mereka kerap dibantu dengan pasukan sekutu seperti Israel dan Inggris.

Di misi kali ini, militer AS mengerahkan penyerang kapal induk USS Harry S Truman, tiga kapal perusak Angkatan Laut, dan satu kapal penjelajah.

Kapal selam rudal jelajah USS Georgia juga beraksi di wilayah tersebut.

Trump menyebut serangan itu bermaksud melindungi aset pelayaran, udara, dan laut AS, serta memulihkan kebebasan navigasi.

Houthi telah menargetkan lebih dari 100 kapal menggunakan rudal dan pesawat nirawak, menenggelamkan dua kapal hingga menewaskan empat pelaut.

Serangan Houthi, lanjut Trump, telah merugikan ekonomi AS dan bumi miliaran dolar serta membahayakan nyawa banyak orang.

Lebih lanjut, Trump menyebut lebih dari selusin kapal AS nan melintasi Laut Merah diserang Houthi. Dia juga menduga golongan itu didukung Iran.

Dia lampau berjanji bakal meminta pertanggungjawaban penuh Iran atas Tindakan Houthi.

Kementerian Luar Negeri AS pada awal Maret ini menegaskan siapapun nan mendukung Houthi bakal mendapat sanksi, demikian dikutip France24.

Di luar itu, pemerintahan Trump juga mendesak Iran memulai kembali perundingan bilateral mengenai program nuklir mereka.

Presiden AS itu tak berjanji tak bakal membiarkan program tersebut beroperasi. Trump juga sudah menjatuhkan hukuman baru ke Iran sebagai bagian dari kampanye "tekanan maksimum."

(isa/bac)

[Gambas:Video CNN]

Selengkapnya