ARTICLE AD BOX
Jakarta, detikai.com - Menteri Kesehatan (Menkes) RI Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan adanya perhatian serius dari pemerintah Arab Saudi terhadap tingginya nomor kematian jemaah haji Indonesia dalam beberapa tahun terakhir.
Dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR RI, Budi menjelaskan, pemerintah Saudi apalagi sempat mempertimbangkan meningkatkan premi asuransi jemaah akibat tingginya akibat kematian tersebut.
"Tahun 2022-2023, nomor kematian jemaah Indonesia tinggi sekali. Ini jadi perhatian besar Saudi Arabia, apalagi ada wacana meningkatkan premi asuransi," ujar Budi, saat rapat kerja dengan DPR, Selasa (29/4/2025).
Sebagai langkah antisipasi, pemerintah Indonesia sekarang memperketat pemeriksaan kesehatan jemaah sebelum keberangkatan. Proses pengecekan kesehatan dilakukan sebelum pelunasan biaya haji untuk memastikan hanya jemaah nan betul-betul sehat nan diberangkatkan.
Selain itu, kerja sama dengan sejumlah rumah sakit di Arab Saudi diperluas, termasuk akses langsung ke Rumah Sakit di dalam area Masjidil Haram. Hal ini memungkinkan jemaah nan mengalami kondisi darurat untuk segera dirujuk tanpa prosedur berjenjang.
"Pemerintah Saudi membuka akses lebih luas ke rumah sakit mereka. Bahkan rumah sakit di dalam Masjidil Haram bisa langsung menerima pasien Indonesia," jelas Budi.
Pemerintah juga mengubah strategi logistik obat-obatan. Itu dilakukan dengan lebih banyak membeli obat langsung di Saudi untuk menghindari akibat stok kedaluwarsa.
Budi menambahkan, penempatan tenaga kesehatan juga difokuskan pada masa-masa kritis haji seperti di Arafah, Muzdalifah, dan saat lempar jumrah, di mana akibat kesehatan jemaah meningkat drastis. Langkah-langkah ini diharapkan dapat menekan nomor kematian jemaah dan meningkatkan kualitas jasa kesehatan selama penyelenggaraan ibadah haji.
(hsy/hsy)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Resistensi Bisnis Wewangian di Tengah Pelemahan Daya Beli
Next Article Pesawat Dilarang Terbang di Atas Ka'bah, Begini Alasannya