Apa Itu Iron Dome, Senjata Andalan Israel Yang Dilumpuhkan Iran

Sedang Trending 14 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, detikai.com - Iran melancarkan serangan udara jawaban ke Israel pada Jumat malam (13/6). Serangan tersebut mengenai Iron Dome nan diciptakan Israel untuk melindungi diri serangan rudal musuhnya.

Lantas, apa itu Iron Dome?

Di tengah bentrok nan terus berkecamuk di Timur Tengah, sistem pertahanan udara Iron Dome kembali jadi sorotan dunia. Sistem berjulukan original Kippat Barzel dalam bahasa Ibrani ini dianggap sebagai salah satu senjata pertahanan paling vital nan dimiliki Israel.

Iron Dome adalah sistem pertahanan udara mobile segala cuaca nan mulai dioperasikan penuh sejak Maret 2011. Fungsinya utama adalah melindungi penduduk Israel dari serangan udara jarak pendek, seperti roket alias mortir, dengan langkah meluncurkan misil pencegat nan dikendalikan secara presisi.

Menurut Kementerian Pertahanan Israel, sistem ini telah beberapa kali ditingkatkan kemampuannya dan sukses menggagalkan ribuan serangan roket ke wilayah permukiman.

Sistem 'kubah besi' ini dikembangkan oleh perusahaan pertahanan milik negara Israel, Rafael Advanced Defense Systems, dengan support pendanaan besar dari Amerika Serikat. Hingga kini, Washington tetap terus menyuntik biaya untuk pengembangan dan operasional sistem ini, demikian dikutip dari CNBC Internasional, Selasa (17/6/2025).

Cara Kerja Iron Dome

Iron Dome bekerja dengan mengandalkan radar untuk mendeteksi roket nan masuk dan menghitung apakah lintasan roket tersebut mengarah ke wilayah nan dianggap penting, baik itu area strategis alias pusat permukiman. Jika roket dinilai mengancam, pusat komando bakal segera mengirimkan misil Tamir untuk mencegatnya di udara.

Namun, sistem ini tidak bakal menembakkan misil jika ancaman dinilai tak berbahaya, seperti roket nan bakal jatuh di area terbuka alias tidak berpenghuni.

Menurut laporan Congressional Research Service tahun 2023, Iron Dome dikategorikan sebagai sistem pertahanan anti-roket, anti-mortir, dan anti-artileri jarak pendek, dengan jangkauan pencegatan antara 4 hingga 70 kilometer.

Israel diperkirakan mempunyai setidaknya 10 baterai Iron Dome nan tersebar di beragam wilayah. Satu baterai bisa melindungi area seluas 155 kilometer persegi dan biasanya terdiri dari 3 hingga 4 peluncur. Masing-masing peluncur dapat membawa hingga 20 misil Tamir.

Lembaga ahli filsafat Center for Strategic International Studies memperkirakan, satu baterai Iron Dome memerlukan biaya produksi lebih dari US$100 juta alias sekitar Rp1,6 triliun.

Sejak beraksi pada 2011, pemerintah AS telah menggelontorkan miliaran dolar untuk pengadaan, pemeliharaan, dan produksi berbareng Iron Dome. Dukungan itu mendapat persetujuan luas di Kongres AS, baik dari Partai Demokrat maupun Republik.

Meski dianggap canggih dan efektif, Iron Dome bukannya tanpa kelemahan. Para analis memperingatkan bahwa sistem ini bisa kewalahan jika dihadapkan pada serangan roket besar-besaran secara simultan alias nan dikenal sebagai "saturation attack". Serangan jenis ini bermaksud membanjiri sistem pertahanan dengan jumlah roket nan sangat banyak dari beragam arah sekaligus.

Pusat Studi Kebijakan Eropa (CEPA), lembaga think tank asal AS, menyebut pada 2021 bahwa Iron Dome dapat menjadi rentan dalam menghadapi skenario serangan semacam itu.


(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]

Selengkapnya