Anies: Fondasi Persatuan Bangsa Mengakui Pahit Manis Kebenaran Sejarah, Bukan Menutupi

Sedang Trending 10 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

detikai.com, Jakarta - Mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, angkat bunyi mengenai kontroversi pernyataan Menteri Kebudayaan Fadli Zon nan menyebut tragedi pemerkosaan massal pada kerusuhan Mei 1998 sebagai rumor, sekaligus wacana penulisan ulang sejarah nasional dengan "nada positif".

Melalui akun media sosial X resminya, Anies menegaskan bahwa bangsa Indonesia tidak boleh melupakan sisi-sisi kelam dalam perjalanan sejarahnya. Menurutnya, sejarah nan hanya memuat kisah kemenangan tanpa mengakui luka dan tragedi bakal kehilangan makna dan kejujuran.

"Kita adalah bangsa nan besar, dan bukankah bangsa nan besar adalah bangsa nan tidak melupakan sejarahnya, termasuk sisi-sisi kelam nan pernah terjadi? Sejarah bakal menjadi abnormal dan kehilangan makna jika hanya berisi deretan kisah kemenangan, tanpa menunjukkan luka dan pelajaran nan kudu diingat bersama," tulis Anies, Kamis (19/6).

Anies juga menegaskan pentingnya menyampaikan seluruh kebenaran sejarah secara utuh, baik pahit maupun manis. Ia menyebut pengakuan terhadap tragedi masa lalu, termasuk pemerkosaan massal Mei 1998 dan capaian pembangunan di masa Orde Baru, adalah bagian krusial dalam membangun keadilan dan persatuan.

"Mengakui seluruh kebenaran sejarah, baik pahit maupun manis, baik capaian pembangunan di era Orde Baru maupun tragedi pemerkosaan massal Mei ‘98, adalah fondasi krusial untuk membangun keadilan dan persatuan sejati. Sebaliknya, menyangkal alias menghapus sebagian perjalanan bangsa justru bakal menjauhkan kita dari cita-cita keadilan sosial dan melemahkan persatuan," tambahnya.

Menteri Kebudayaan RI, Fadli Zon, lagi-lagi jadi sorotan. Ia menyatakan bahwa kekerasan seksual dalam peristiwa Mei 1998 hanyalah rumor tanpa bukti. Sejumlah aktivis wanita dan HAM pun menuntutnya meminta maaf, pasalnya laporan TGPF kasus kerusuhan...

Selengkapnya