Anggota Dpr Ingatkan Deddy Corbuzier Dapat Dihukum Militer Karena Ucapannya Soal Mbg

• 

• Berita

• Politik

Minggu, 26 Januari 2025 - 21:27 WIB

Jakarta, detikai.com - Anggota Komisi I DPR RI TB Hasanuddin menilai Deddy Corbuzier sebagai militer aktif dengan pangkat Letkol Tituler dapat dikenakan norma disiplin militer lantaran pernyataannya nan mengomentari keluhan anak-anak soal Makan Bergizi Gratis (MBG).

Dalam peraturan tentang norma disiplin militer, menurut dia, setiap personil militer wajib menegakkan norma, etika dan kehormatan prajurit serta selalu menghindari pikiran, ucapan dan perbuatan alias perilaku nan dapat mencemarkan nama baik TNI.

"Sesuai patokan perundang undangan nan berlaku, prajurit tituler dapat di kenakan norma disiplin militer, apalagi bertindak padanya norma pidana militer," kata Hasanuddin di Jakarta, Minggu, 26 Januari 2025.

Dia menjelaskan bahwa ada 8 wajib TNI nan kudu dipatuhi oleh setiap prajurit TNI, di antaranya personil TNI kudu bersikap ramah terhadap rakyat dan personil TNI tidak sekali kali menakuti dan menyakiti hati rakyat.

"Ucapan dan sikap kerabat Deddy sudah dapat dikategorikan sebagai pelanggaran disiplin tentara. Padanya sudah dapat diberikan balasan disiplin oleh ankum (atasan nan berkuasa menghukum) sesuai prosedur nan berlaku," kata dia.

Pada 17 Januari 2025, melalui akun resmi media sosialnya, Deddy Corbuzier mengkritik keluhan-keluhan anak tentang menu Makan Bergizi Gratis.

Ia menganggap anak-anak perlu berterima kasih lantaran diberikan makanan secara cuma-cuma.

Selain itu, Deddy bercerita tentang caranya mendidik anak.

Menurut Deddy, jika anaknya mengeluh soal makanan maka dia bakal memberikan balasan terhadapnya.

Polemik tersebut pun direspons oleh Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) nan menilai bahwa semua pihak kudu memahami pentingnya nilai-nilai empati terhadap emosi anak nan dapat menimbulkan tekanan dalam perkembangan psikologisnya.

Dalam laman resminya, KPAI menilai bahwa keluhan nan disampaikan anak-anak dalam program MBG menjadi bagian pengawasan dan cikal bakal dalam pembangunan generasi unggul nan bisa berpartisipasi. Jika dilakukan secara responsif, maka partisipasi anak bakal menjadi bagian nan berarti dalam program pembangunan. (ant)