ARTICLE AD BOX
-
-
Berita
-
Politik
Senin, 24 Februari 2025 - 18:43 WIB
Jakarta, detikai.com – Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono namalain AHY mengenang tiga ujian terberat nan dilalui partainya.
Pernyataan itu AHY sampaikan dalam pidato sambutan di aktivitas Kongres Partai Demokrat ke-VI di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, pada Senin, 24 Februari 2025.
"Paling tidak ada 3 ujian besar untuk kita. Ujian pertama di hari kita menyelenggarakan kongres kelima diumumkan diberlakukannya lockdown oleh pemerintah untuk mengantisipasi merebaknya pandemi Covid-19," kata AHY.
Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan itu mengatakan mobilitas masyarakat menjadi susah dan terbatas akibat pandemi. Sehingga, partainya kudu berfokus mendukung kebijakan pemerintah dan melakukan tindakan nyata menyelamatkan masyarakat.
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di Kongres Demokrat.
Photo :
- YouTube Partai Demokrat
Ujian kedua, lanjut AHY, terjadi saat partainya hendak diambil alih secara paksa oleh beberapa pihak melalui Kongres Luar Biasa (KLB). Padahal, saat itu dirinya sudah ditetapkan sebagai Ketua Umum Partai Demokrat berasas Kongres V.
"Ketika usia kepengurusan DPP apalagi belum satu tahun, kita menghadapi ancaman nyata, sebuah ancaman terhadap kedaulatan, kehormatan, dan eksistensi Partai Demokrat nan dilakukan oleh sekelompok pengkhianat nan kemudian bersekongkol dengan oknum kekuasaan," tegas AHY.
"Mereka mau mengambil alih partai kita ini secara inkonstitusional, menabrak etika, moral, norma dan tentunya logika sehat," imbuhnya.
Kendati begitu, AHY mengaku berterima kasih partai Demokrat bisa melewati ujian tersebut. Bahkan, dia menilai kader partai hingga masyarakat solid melawan KLB itu. Saat itu, AHY menyebut menyelamatkan Partai Demokrat sama dengan menyelamatkan kerakyatan Indonesia.
"Hashtag selamatkan kerakyatan mengisi ruang-ruang publik di media-media massa maupun media sosial di kampus, dan tentunya itu telah menyatukan para pecinta demokrasi," ucap AHY.
Cobaan terakhir, AHY menyebut saat partainya ditinggalkan oleh Koalisi Perubahan di Pilpres 2024. Saat itu Anies Baswedan nan diusung sebagai calon presiden oleh koalisi, memilih Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar alias Cak Imin sebagai calon wakil presiden.
Akibatnya, Partai Demokrat melepas diri dari Koalisi Perubahan dan merapat dengan Koalisi Indonesia Maju (KIM) nan mengusung Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. Menurut dia, keputusannya sudah tepat lantaran sukses membawa Partai Demokrat menang di Pilpres 2024 dan masuk kabinet.
AHY menilai, kemenangan satu putaran Prabowo-Gibran kala itu juga lantaran Susilo Bambang Yudhoyono turun gunung untuk membantu kampanye.
"Alhamdulillah kita lulus ujian besar tersebut. Setelah melewati perjuangan nan panjang, baik pada ranah hukum, politik, sosial nan semua itu menyita waktu, energi, pikiran, dan sumber daya nan kita miliki. Tentu kita segera move on, tentu kita telah memaafkan, tetapi kita tak pernah melupakan begitu saja. We wiil forgive, but we will never forget," tuturnya.
Halaman Selanjutnya
"Mereka mau mengambil alih partai kita ini secara inkonstitusional, menabrak etika, moral, norma dan tentunya logika sehat," imbuhnya.